Search

Perjuangan BI Tahan Jatuhnya Rupiah Akibat Ketidakpastian

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian global yang timbul dam meningkatnya eskalasi perang dagang turut memberikan tekanan terhadap sejumlah mata uang di negara berkembang. Tak terkecuali Rupiah.

Mengacu data kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, mata uang garuda hingga Rabu 15 Mei 2019, tercatat melemah 1,45% ke level Rp 14.448 per dolLar AS, dibanding periode April 2019. Padahal, pada April lalu, nilai tukar Rupiah sempat ditransaksikan menguat pada kisaran Rp 14.067 per dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, selain karena faktor perang dagang, pelemahan Rupiah juga dipengaruhi meningkatkan permintaan valuta asing untuk kebutuhan pembayaran dividen nonresiden pada triwulan kedua 2019.

"Ada repatriasi dividen yang terjadi di triwulan kedua, simpulan kami ini adalah faktor musiman, pada saat yang sama ada ketidakpastian meningkat," kata Perry Warjiyo, di Kompleks Bank Indonesia, Kamis (16/5/2019).

Namun, bank sentral Indonesia itu tidak tinggal diam dan membiarkan Rupiah terus-terusan terdepresiasi. Bank Indonesia melakukan intervensi ganda baik di pasar valas maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar reguler untuk memastikan nilai tukar Rupiah tetap stabil, sesuai fundamentalnya.

"Kita melakukan intervensi ganda untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di samping memperluas pasar keuangan," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, usai Rapat Dewan Gubernur bulanan, Kamis (16/5/2019).

Ke depan, lanjut Perry, Bank Indonesia meyakini, nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga sejalan dengan prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2019 yang membaik.

(dru)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Vwgbpn
May 16, 2019 at 10:56PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Perjuangan BI Tahan Jatuhnya Rupiah Akibat Ketidakpastian"

Post a Comment

Powered by Blogger.