
Sebagai informasi, peringkat BBB (+/-) masuk ke dalam kategori layak investasi karena mengindikasikan perusahaan atau surat utang memiliki resiko gagal bayar yang rendah. Perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajiban keuangan yang memadai. Namun, kondisi bisnis atau situasi ekonomi yang memburuk dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan.
Dalam laporan terbaru per 8 Mei, Fitch memberikan peringkat tersebut berlandaskan tingkat likuiditas dan profitabilitas WSBP masih sangat bergantung pada induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk/WSKT (Waskita Karya).
Pasalnya, projek dari Waskita Karya menyumbang sekitar 65%-80% total pendapatan dan order book perusahaan di tahun 2018.
Sejatinya, hubungan induk dan anak usaha tersebut, menciptakan keunggulan kompetitif untuk Waskita Beton. Hal tersebut dikarenakan WSKT adalah salah satu BUMN konstruksi tersebar di Indonesia dengan spesialisasi pada pembangunan jalan tol.
Namun, jika aktifitas bisnis dan kondisi keuangan Waskita Karya memburuk, akan memberikan dampak negatif yang signifikan pada perusahaan.
Lebih lanjut, menyadari bahwa pos penjualan perusahaan sangat bergantung pada proyek jalan tol, Waskita Beton berhasil mendapat hak untuk membangun tiang listrik dan bantalan/pijakan rel kereta api. Selain itu, tahun ini perusahaan juga menargetkan lebih banyak kontrak, di luar kontrak dengan induk perusahaan.
Akan tetapi, Fitch memprediksi bahwa target diversifikasi tersebut akan sulit dipenuhi dalam waktu dekat, karena ketatnya kompetisi di industri ini. Alhasil, perusahaan masih akan bergantung pada proyek kiriman dari induk usaha, Waskita Karya.
Di lain pihak, prospek negatif yang diberikan Fitch pada Waskita Beton sejalan dengan prospek negatif yang diberikan Fitch pada Waskita Karya, dikarenakan tingkat ketergantungan yang masih tinggi dalam waktu dekat (short-medium term).
Sebagai contoh, jumlah kontrak baru WSBP sepanjang tahun lalu anjlok 40% menjadi hanya Rp 6,7 triliun, disebabkan jumlah kontrak baru dari WSKT turun 51% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut juga dikarenakan persaingan yang lebih ketat untuk komponen precast.
Kemudian, arus kas operasi perusahaan tahun lalu akhirnya tercatat positif sebesar Rp 1,8 triliun setelah WSBP menerima pembayaran turnkey sekitar Rp 3,9 triliun dari induk perusahaan (WSKT) atas rampungnya pembangunan beberapa ruas jalan tol, seperti ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Lebih lanjut, Waskita Karya dianalisa Fitch memiliki prospek negatif karena untuk menjalankan order book-nya, perusahaan bergantung pada pendanaan eksternal.
Fitch juga memprediksi akan ada penundaan pembayaran proyek turnkey perusahaan. Hal ini mengingat, tahun lalu, pembayaran proyek turnkey tertunda karena masalah administratif, keterlambatan konstruksi, dan refund atas pembukaan lahan yang rendah. (dwa/hps)
http://bit.ly/2V8dWsu
May 08, 2019 at 10:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selamat! Waskita Beton Layak Investasi, tapi Outlook Negatif"
Post a Comment