Hal itu dilakukan setelah gerai kopi terbesar dunia itu menerima laporan tentang adanya kerusakan produk yang menyebabkan pengguna mengalami luka sayatan yang dalam, kata Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC) Amerika Serikat (AS), Rabu (1/5/2019).
Starbucks telah menerima delapan laporan tentang kerusakan tombol di mesin kopinya di AS dan satu laporan serupa dari Kanada. Kerusakan itu mengakibatkan laserasi atau luka tusuk, kata komisi itu, mengutip Reuters.
Mesin pembuat kopi yang terbuat dari bahan daur ulang itu dijual di kafe Starbucks dan di situs webnya dari November 2016 hingga Januari 2019, dengan harga sekitar US$20 (Rp 285.000) per unitnya, menurut CPSC.
![]() |
Sebelumnya tahun lalu Starbucks juga pernah mengalami kendala bisnis dan bahkan sempat menutup ribuan gerai kopinya untuk sementara waktu karena masalah rasisme.
Kontroversi itu bermula ketika dua laki-laki kulit hitam datang ke kedai kopi Starbucks di Philadelphia, AS, untuk menggunakan toilet tanpa membeli produk apapun. Pegawai kedai kopi tersebut pun memanggil polisi untuk menangkap kedua pria itu.
Saksikan video kerja sama bisnis Starbucks dan Nestle berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2XZ3ZPN
May 02, 2019 at 08:12PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Starbucks Tarik Ratusan Ribu Produknya, Ada Apa?"
Post a Comment