Daya beli masyarakat yang melandai pada awal tahun dan tekanan kurs membuat laba bersih perusahaan terkoreksi 22,9% menjadi Rp 24,89 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini dari periode sebelumnya Rp 32,30 miliar.
Secara rinci, emiten dengan kode saham MAPB itu membukukan penjualan sebesar Rp 699,16 miliar pada triwulan pertama 2019, naik 17% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 597,38 miliar. Laba kotor tercatat mengalami kenaikan 14,1% menjadi Rp 493,05 miliar dari tahun sebelumnya Rp 432,07 miliar.
Sementara itu, laba usaha tercatat terkoreksi cukup dalam, 24,3% menjadi Rp 34,40 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 45,47 miliar.
"Selain kurs, purchasing power di Q1 lebih rendah dibanding kuartal lainnya, kedua kompetitor cukup agresif melakukan perang harga, itu pengaruh juga, kemudian toko Starbucks yang masih baru perlu waktu cathcup sales," kata Fetty di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Secara terperinci, memang Starbucks masih menjadi kontribusi paling besar terhadap pendapatan perseroan, yakni 65%. Selebihnya dikontribusikan oleh makanan di bawah grup MAPB sebesar 28% dan lainnya 7% yang terdiri dari beberapa merek dagang seperti Pizza Marzano, Krispy Kreme, Paul, Genki Sushi, Godiva dan Coldstone.
MAPB tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 275-300 milliar untuk membangun 60 gerai Starbucks baru dan 10 unit gerai bisnis yang terafiliasi dengan MAPB. Dengan strategi menambah gerai baru dan memperkuat gerai eksisting, Fetty optimistis, penjualan dan laba bersih perseroan bisa tumbuh 20%.
Selain itu, momentum Ramadan dan Lebaran dan membaiknya daya beli, utamanya kelompok masyarakat menengah ke atas akan mendorong penjualan MAPB lebih kencang pada triwulan kedua tahun ini. "Penjualan dan laba bersih diperkirakan akan tumbuh 20 persen di 2019," pungkasnya.
Buka 60 gerai dan Capex Rp 300 M
Direktur MAPB Fetty Kwartati menjelaskan, sumber pendanaan belanja modal sepenuhnya dari kas internal. "Tahun ini kami berencana membuka 50-60 gerai Starbcuks baru, sisanya 10 gerai campur untuk Genki Sushi dan brand lainnya," kata Fetty saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Hingga triwulan pertama, anak usaha PT Mitra Adiperkasa telah membuka 15 unit gerai Starbuks baru. Ia menjelaskan, tahun ini MAPB akan lebih ekspansif membuka gerai tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pariwisata seperti di Labuan Bajo. Selebihnya, MAPB akan membuka gerai di Mojokerto, Gresik, Sukabumi dan Majalengka.
![]() |
"Kami juga masih mengkaji buka gerai di ruas tol Trans Jawa, sedang menunggu kesiapan lokasi," kata Fetty menambahkan.
Ia meyakini, pada tahun ini, emiten food and beverages bakal mencatatkan kinerja yang positif. "Penjualan dan laba bersih diperkirakan akan tumbuh 20 persen di 2019," ungkap Fetty.
Strategi mencapai pertumbuhan dan laba bersih double digit itu melalui penambahan gerai baru dan memperkuat gerai eksisting.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia, tahun 2018, perusahaan dengan kode saham MAPB itu membukukan pendapatan Rp 2,52 triliun. Sementara laba bersih sebesar Rp 120,53 miliar.
Adapun, capaian di kuartal I-2019 MAPB mencatatkan penjualan Rp 699,16 miliar naik 17,04% dari periode yang sama sebelumnya. Sementara laba bersih turun dari Rp 32,3 miliar menjadi Rp 24,89 miliar. Fetty menyebut, laba bersih sedikit terkoreksi karena ada tekanan nilai tukar dan daya beli masyarakat di triwulan pertama cenderung lebih landai.
(roy/roy)
http://bit.ly/2WM3dp6
May 15, 2019 at 04:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tertekan Kurs, Laba MAPB Q1-2019 Turun 22,9% Jadi Rp 32 M"
Post a Comment