Tidak hanya The Fed, mayoritas bank sentral utama dunia lainnya juga berancang-ancang untuk melonggarkan kebijakan moneter, yang mengindikasikan perekonomian global sedang mengalami pelambatan.
Sikap bank sentral utama dunia tersebut membuat emas mendapat dua dorongan penguatan yang membuat sepanjang pekan ini naik 4,22% ke level US$ 1.298,65 per troy ons di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Logam mulia ini bahkan sempat naik ke level US$ 1.410,78 per troy ons. Posisi emas saat ini merupakan yang termahal sejak bulan September 2013.
Dorongan penguatan emas yang pertama dari The Fed yang membuka peluang untuk menurunkan suku bunga saat mengumumkan kebijakan moneter Kamis (20/6/19) lalu. Mata uang dolar AS langsung jeblok, dalam kondisi seperti itu harga emas yang berdenominasi mata uang Paman Sam akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan emas akan meningkat.
Pasca pengumuman kebijakan The Fed, pelaku pasar memprediksi suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) pasti akan dipangkas tahun ini. Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, dimana probabilitas FFR saat ini 2,25% - 2,50% tidak ada sama sekali alias 0% di bulan Desember.
![]() Sumber: CME Group |
Bank Sentral pimpinan Jerome Powell ini diprediksi akan memangkas FFR 25 basis poin menjadi 2,00% - 2,25% di bulan Juli dengan probabilitas sebesar 67,7%. Selain itu pelaku pasar juga memprediksi akan ada dua pemangkasan lagi yakni di bulan September dan Desember.
Kemungkinan dipangkasnya FFR sebanyak tiga kali di tahun ini memberikan tekanan yang hebat ke dolar AS dan semakin memberikan keuntungan bagi emas. Turunnya suku bunga juga menyebabkan biaya penyimpanan emas akan menurun, begitu juga dengan opportunity cost saat berinvestasi di emas.
Dorongan kedua bagi emas datang dari statusnya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi untuk jangka panjang, meski hal ini masih sering jadi perdebatan. Ketika banyak bank sentral utama dunia yang berancang-ancang melonggarkan kebijakan moneter ini berarti pasar akan banjir likuiditas, dan inflasi berpotensi meningkat.
Pelonggaran moneter memang ditujukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan menaikkan inflasi, sehingga jika inflasi meningkat maka harga emas juga akan terkerek naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm)
http://bit.ly/2X00755
June 22, 2019 at 06:54PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pekan Ini Naik 4%, Harga Emas Tertinggi sejak September 2013"
Post a Comment