Ini menjadi bukti terbaru bahwa perang dagang yang terus memanas semakin mengguncang pasar keuangan global.
Meningkatnya ketegangan dagang sendiri dipicu oleh kicauan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Minggu malam. Saat itu Trump mengancam akan menaikkan tarif impor pada barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10%.
Ancaman itu menjungkirbalikkan pasar saham yang sebelumnya tenang dan telah menghapus nilai ekuitas global sekitar US$2 triliun pekan ini.
"Penurunan harga dari level tertinggi pada 1 Mei, yang diprakarsai oleh PBoC / Fed yang kurang dovish, semakin dipercepat oleh trauma perdagangan minggu ini," kata ahli strategi bank tersebut, merujuk pada kebijakan bank sentral, yaitu People's Bank of China dan Federal Reserve.
Arus keluar dana dari penjualan saham pada pekan ini hingga 8 Mei adalah aksi jual ketiga terbesar sepanjang tahun ini, kata bank tersebut.
Arus keluar juga terjadi ketika Trump mengancam menjatuhkan tarif impor tambahan pada barang-barang China. Mengutip Reuters, ancaman ini juga telah memanaskan perang dagang yang sudah terjadi sejak tahun lalu antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Arus keluar saham AS tercatat US$ 14 miliar, terbesar sejak 30 Januari, kata BAML, mengutip data dari spesialis penghitung aliran EPFR. Namun begitu, harga saham S&P 500 telah naik 14,5% secara year-to-date.
![]() |
Investor yang mencari perlindungan dari perang dagang, terus mengalihkan dananya ke dalam obligasi, yang mencatatkan arus masuk US$ 7,3 miliar. Hal ini membuat arus masuk obligasi terus terjadi selama 18 minggu berturut-turut.
"Perang dagang, dengan bea lintas batas pada perdagangan AS-China, akan mendorong ekonomi global menuju resesi," kata BAML dalam catatan terpisah kepada klien. (prm)
http://bit.ly/2YjObHy
May 11, 2019 at 12:21AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akibat Perang Dagang, Investor Global Lepas Saham Rp 294 T!"
Post a Comment