Berdasarkan data statistik harian bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IHSG secara tahun berjalan positif hanya 0,24%. Kinerja tersebut menjadikan IHSG berada di posisi ke-5 di kawasan Asia Tenggara. Kinerja IHSG hanya lebih baik dari Bursa Malaysia yang minus 4,75%.
IHSG bahkan menempati peringkat ke-12 dari 13 indeks yang ada di bursa utama kawasan Asia Pasifik, cukup Jauh dari kinerja Shanghai Composite yang tumbuh hingga 17,86% sejak awal tahun.
![]() |
China dianggap mundur dari komitmen yang dibangun dalam beberapa perundingan sebelumnya.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengumumkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia kuartal I mencapai US$ 6,96 miliar, atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit tersebut lebih dalam dari kuartal I-2018 sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB. Rilis data tersebut bertepatan dengan pemberlakuan tarif dagang AS sehingga makin menekan IHSG yang kinerjanya hampir minus sepanjang tahun.
Meskipun transaksi berjalan minus, secara umum Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 masih surplus sebesar US$ 2,4 miliar, jauh lebih baik ketimbang kuartal I-2018 yang defisit US$ 3,9 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/gub)
http://bit.ly/2VhSUr6
May 12, 2019 at 10:38PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anjlok 1,75%, IHSG Nyaris di Posisi Terbawah Asia Pasifik"
Post a Comment