
Baca:
Damai Dagang Sampai Rapat The Fed Siap Lambungkan Wall Street
Apple merespons isu tersebut dengan baik. Harga iPhone di China diturunkan sehingga penjualan pun kembali bergerak ke utara alias naik. Situasi ini membuat Apple memperkirakan pendapatan pada kuartal III tahun fiskal yang berakhir pada Juni mendatang berada di kisaran US$ 52,5-54,5 miliar. Di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu US$ 51,93 miliar. "Hal ini (perbaikan penjualan di China) dan berlanjutnya kesuksesan di sisi penjualan perangkat, memberi kami keyakinan bahwa situasi akan membaik," tegas Tim Cook, CEO Apple, dalam wawancara dengan Reuters.
Selain itu, investor juga menantikan hasil rapat komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Commitee/FOMC) yang akan diumumkan dini hari nanti waktu Indonesia. Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%. Tidak cuma itu, investor juga berekspektasi 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut tetap kalem alias dovish. Berbagai risiko yang menaungi perekonomian AS dan dunia membuat The Fed akan sangat hati-hati, dan sudah meninggalkan sikap (stance) agresif alias hawkish seperti tahun lalu. Hawa suku bunga rendah yang kemungkinan semakin terkonfirmasi akan berdampak positig bagi pasar saham. Maklum, saham adalah instrumen yang bekerja optimal di lingkungan suku bunga rendah. Sebaliknya, situasi ini menjadi petaka bagi dolar AS. Risk appetite pasar akan naik saat suku bunga acuan rendah, sehingga membuat instrumen aman (safe haven) seperti dolar AS kehilangan daya pikat. Tanda-tanda tekanan terhadap dolar AS sudah terlihat. Pada pukul 20:54 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)http://bit.ly/2GVNcri
May 02, 2019 at 04:47AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Apple dan The Fed Hijaukan Wall Street"
Post a Comment