Search

Apple dan The Fed Hijaukan Wall Street

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka di zona hijau. Kinerja emiten yang ciamik membawa optimisme di bursa saham New York.Pada Kamis (1/5/2019), tiga indeks utama di Wall Street dibuka menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,17%, S&P 500 terangkat 0,22%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,46%. Bahkan indeks S&P 500 yang dibuka di 2.952,33 menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.  

Baca:
Damai Dagang Sampai Rapat The Fed Siap Lambungkan Wall Street

Dari sisi domestik, laju Wall Street ditopang oleh kenaikan saham emiten-emiten kelas paus. Harga saham Apple dibuka di US$ 210,2, atau melonjak 4,75%.  Pada kuartal II tahun fiskal yang berakhir bulan lalu, laporan keuangan Apple memang jeblok. Penyebabnya adalah penjualan iPhone yang lesu, terutama di China, akibat harga yang dinilai terlalu mahal. 
Apple merespons isu tersebut dengan baik. Harga iPhone di China diturunkan sehingga penjualan pun kembali bergerak ke utara alias naik.  Situasi ini membuat Apple memperkirakan pendapatan pada kuartal III tahun fiskal yang berakhir pada Juni mendatang berada di kisaran US$ 52,5-54,5 miliar. Di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu US$ 51,93 miliar. "Hal ini (perbaikan penjualan di China) dan berlanjutnya kesuksesan di sisi penjualan perangkat, memberi kami keyakinan bahwa situasi akan membaik," tegas Tim Cook, CEO Apple, dalam wawancara dengan Reuters. 
Selain itu, investor juga menantikan hasil rapat komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Commitee/FOMC) yang akan diumumkan dini hari nanti waktu Indonesia. Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%. Tidak cuma itu, investor juga berekspektasi 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut tetap kalem alias dovish. Berbagai risiko yang menaungi perekonomian AS dan dunia membuat The Fed akan sangat hati-hati, dan sudah meninggalkan sikap (stance) agresif alias hawkish seperti tahun lalu. Hawa suku bunga rendah yang kemungkinan semakin terkonfirmasi akan berdampak positig bagi pasar saham. Maklum, saham adalah instrumen yang bekerja optimal di lingkungan suku bunga rendah. Sebaliknya, situasi ini menjadi petaka bagi dolar AS. Risk appetite pasar akan naik saat suku bunga acuan rendah, sehingga membuat instrumen aman (safe haven) seperti dolar AS kehilangan daya pikat. Tanda-tanda tekanan terhadap dolar AS sudah terlihat. Pada pukul 20:54 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2GVNcri
May 02, 2019 at 04:47AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Apple dan The Fed Hijaukan Wall Street"

Post a Comment

Powered by Blogger.