Search

Ditekan AS, Iran Ancam Akan Bangun Lagi Reaktor Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Hassan Rouhani, Rabu (8/5/2019), mengumumkan bahwa negaranya tidak akan lagi mematuhi dua ketentuan khusus yang tertuang dalam perjanjian nuklir negara itu.

Hal itu terjadi tepat satu tahun setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penarikan diri Amerika dari perjanjian nuklir. Perjanjian itu kini sedang dalam ketidakpastian meski beberapa negara yang tergabung dan menandatangani perjanjian itu, seperti Eropa, Rusia dan China, masih ingin menyelamatkannya.

Rouhani tidak mengatakan akan mengakhiri kesepakatan sepenuhnya, tetapi ia memberi Eropa sebuah ultimatum yang memberi Benua Biru waktu 60 hari untuk menentukan akan mengikuti pemerintahan Trump atau melanjutkan perdagangan minyak dengan Iran untuk menyelamatkan perjanjian, dan melanggar sanksi AS.


"Jalan yang kita pilih hari ini bukan jalan perang, ini jalan diplomasi," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi. "Tapi diplomasi dengan bahasa baru dan logika baru."


Mulai hari Rabu, Iran akan terus menggunakan uranium yang diperkaya alih-alih menjualnya. Hal ini telah dilakukannya di bawah ketentuan perjanjian nuklir 2015. Melansir CNBC International, langkah ini akan membantu negara itu membangun persediaan low enriched uranium dan heavy water, yang digunakan dalam reaktor nuklir.

Jika Eropa tidak melangkah untuk menyelamatkan kesepakatan dan melindungi sektor minyak dan perbankan Iran dari sanksi AS, kata Rouhani, ia akan memulai kembali pembangunan reaktor nuklir Arak, yang telah ditutup sebagai bagian dari kesepakatan 2015. Reaktor itu mampu menghasilkan plutonium tingkat senjata.

Tingkat pengayaan uranium Iran saat ini hanya lebih dari 3%, sebagaimana diizinkan berdasarkan kesepakatan nuklir untuk pembangkit listrik, mengutip CNBC International.

Pengayaan harus di kisaran 90% untuk dapat membuat bom, dan Iran masih jauh dari itu, kata para ahli. Tetapi pemerintah di Barat khawatir program atom Iran pada akhirnya akan memungkinkannya untuk membuat senjata nuklir, yang menurut berbagai lembaga internasional seperti Badan Energi Atom Internasional dan PBB, tidak bisa dilakukan karena ada kesepakatan 2015.

Ditekan AS, Iran Ancam Akan Bangun Lagi Reaktor NuklirFoto: REUTERS/Danish Siddiqui/File Photo

Kesepakatan nuklir Iran, yang diberlakukan di bawah pemerintahan Obama bersama dengan Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, dan China, telah membuat sanksi keuangan terhadap Iran dicabut sebagai imbalan atas upaya pembatasan program nuklirnya.

Sejak AS keluar tahun lalu dan sanksi atas berbagai sektor ekonomi Iran kembali diberlakukan, ekonomi Republik Islam itu pun telah jatuh ke dalam resesi yang dalam. Mata uangnya telah merosot, banyak perusahaan internasional telah meninggalkan negara itu dan Iran kesulitan untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.

Sanksi itu berdampak paling signifikan pada ekspor minyaknya.

Pengumuman Rouhani itu juga dikeluarkan hanya berselang beberapa hari setelah AS mengakhiri pengecualian terhadap delapan negara pengimpor minyak Iran. Langkah itu telah menambah tekanan pada sumber utama pendapatan Teheran sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" AS. (prm/prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VchMkp
May 09, 2019 at 01:03AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Ditekan AS, Iran Ancam Akan Bangun Lagi Reaktor Nuklir"

Post a Comment

Powered by Blogger.