Diantara semuanya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menjadi emiten yang masuk dalam kategori top gainers dan top net buy oleh investor asing.
Pada penutupan sesi II, harga saham PWON menguat 1,49% ke level Rp 680/unit saham dengan volume perdagangan mencapai 92,47 juta transaksi. Padahal, rata-rata transaksi harian PWON hanya sebesar 28,17 juta transaksi.
Terlebih lagi, emiten properti miliki Keluarga Tedja satu ini juga banyak diburu investor dengan mencatatkan nilai beli bersih mencapai Rp 7,76 miliar.
Pada dasarnya, PWON memang cukup menarik dikoleksi. Pasalnya, di tengah lesunya perolehan industri properti di tahun 2018 dan awal tahun ini, perusahaan masih berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang sangat memuaskan.
Sepanjang tahun 2018, total penjualan perusahaan naik 23,16% secara tahunan menjadi Rp 7,08 triliun, sedangkan laba bersih melesat 35,78% year-on-year (YoY) menjadi Rp 2,54 triliun.
Peningkatan penjualan PWON tahun lalu disokong pertumbuhan signifikan pada pos penjualan tanah yang meroket 76,85% YoY. Kemudian diikuti bisnis sewa dan jasa pemeliharaan, hotel hingga kondominium serta kantor, yang jika ditotal menyumbangkan sekitar 70% pendapatan.
Lebih lanjut, hingga akhir Maret 2019, meskipun total pemasukan tumbuh relatif stagnan (3,88% YoY) atau senilai Rp 1,71 triliun, laba bersih PWON dapat melonjak 28,09% secara tahunan menjadi Rp 720,96 miliar.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, kinerja bottom line perusahaan mampu melesat disokong oleh pos penghasilan bunga, keuntungan dari selisih kurs mata uang asing, dan keuntungan dari instrumen keuangan derivatif.
Di lain pihak, Fitch Ratings mengatakan bahwa PWON memiliki portofolio properti investasi yang kokoh. Dalam laporan terbaru 27 Mei, Fitch menganalisa bahwa investasi properti yang dimiliki perusahaan cukup matang dan berlokasi baik, yaitu di Jakarta dan Surabaya.
Selain itu, Fitch meyakini PWON akan mampu mengelola dengan baik resiko yang mungkin timbul dari proyek terbarunya di wilayah Bekasi yang memiliki total belanja modal sekitar Rp 880 miliar.
Keyakinan tersebut berlandaskan argumen bahwa perusahaan berencana menyebar biaya konstruksi selama 5-6 tahun, sehingga membuat PWON dapat mengelola arus kas dengan lebih baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
http://bit.ly/2ED1taP
May 29, 2019 at 12:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fundamental Unggul, Saham Pakuwon Melesat dan Diborong Asing"
Post a Comment