
Pada perdagangan sesi I pukul 10.28 WIB, harga saham SMGR melemah sebesar 0,7% ke level Rp 10.6oo/unit saham. Volume transaksi mencapai 2,38 juta unit saham senilai Rp 25 miliar. Hingga tahun berjalan, investor asing masih membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 40 miliar.
Namun, kinerja saham perseroan yang bergerak dalam industri pelat merah tersebut anjlok hingga 14%, hal ini membuat kinerja sahamnya sepanjang tahun ini minus 7,6%.
Data menunjukkan, penjualan semen produksi Indonesia (lokal dan ekspor) bulan April anjlok 6,69% year-on-year (YoY) menjadi 5,54 juta ton dari torehan April 2018 yang mencapai 5,93 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dari penjualan semen pada Maret yang mencapai 5,74 juta ton.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia penjualan semen nasional sepanjang tahun berjalan (Jan-April), masih mampu tumbuh tipis 0,6% YoY menjadi 22,49 juta ton.
Kenaikan penjualan ditopang adanya kenaikan selama 2 bulan berturut-turut, yakni kenaikan penjualan pada Februari naik 7,03% YoY pada angka 5,35 juta ton, dan bulan Maret yang tumbuh 4,47% YoY menjadi 5,74 juta ton.
Namun penjualan semen SMGR, tidak memperhitungkan PT Solusi Bnagun Indonesia Tbk (SMCB), pada April tercatat turun 13,29% YoY menjadi 2,35 juta ton dari perolehan April 2018 yang ada di 2,71 juta ton.
Melihat potensi bisnis yang masih dapat ditingkatkan, saat ini SMGR sedang mengajukan proses penerbitan obligasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pekan lalu, perusahaan berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2019 sebesar Rp 3,47 triliun.
Surat utang yang diajukan SMGR senilai Rp 2,83 triliun untuk tenor 5 tahun dan Rp 654 miliar untuk tenor 7 tahun. Tenor obligasi 5 tahun memberikan kupon bunga sebesar 9%/tahun, sedangkan tenor 7 tahun 9,1%. (yam/hps)
http://bit.ly/30tNLjQ
May 15, 2019 at 05:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penjualan Semen Turun, Saham SMGR Turun 14% dalam 2 Pekan"
Post a Comment