Tapi, sejak dikelola oleh Holding BUMN Migas tersebut, blok-blok yang di antaranya pernah jadi tulang punggung migas Indonesia justru mengalami penurunan, dan yang paling banyak mengalami penurunan ialah blok Mahakam.
Seperti diketahui, Blok Mahakam saat ini dikelola oleh PT Pertamina (Persero) di bawah Pertamina Hulu Mahakam (PHM), setelah sebelumnya dikelola oleh Total E&P Indonesie.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman menyebutkan, secara keseluruhan, sampai dengan kuartal I 2019, produksi minyak dan kondensat PHM sebesar 38 MBOPD dan produksi gas sebesar 726 MMSCFD dari target 750 MMSCFD.
Pada 2016, produksi minyak Blok Mahakam mencapai 53.000 BOPD dan gas 1.640 MMSCFD. Kemudian pada 2017, produksi minyak sebesar 52.000 BOPD dan gas 1.360 MMSCFD.
Sedangkan, pada 17 November 2018, SKK Migas mencatat produksi gas di blok Mahakam oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) hanya 851 mmscfd atau 76,7% dari target.
Padahal, produksi gas blok Mahakam sempat mencapao 1.700 MMSCFD pada 2012, dan Produksi gas Blok Mahakam pernah mencapai puncaknya pada 2009, yakni sebesar 2.800 MMSCFD ketika masih dipegang oleh Total E&P Indonesie.
![]() |
Fatar pernah menyebutkan, untuk produksi minyak dan kondensat di blok Mahakam sudah mulai menunjukkan perbaikan, hanya saja produksi gasnya memang masih terseok-seok.
Lapangan yang tua lagi-lagi dinilai menjadi penyebab utama turunnya laju produksi di blok Mahakam. Namun, bukan hanya lapangan tua, tapi ada saja alasan yang membuat produksi blok andalan ini terus menurun.
"Penyebabnya adalah terdapat gap sekitar 60 MMSCFD dari realisasi akhir tahun di 2018 yang terbawa ke 2019," kata Fatar saat dihubungi Rabu (24/4/2019).
Selain itu, faktor investasi dan masa transisi yang baru dilakukan di 2017 juga dinilai menjadi penyebab.
"Di 2018 kan investasinya tidak banyak, jadi di 2019 masih belum terdampak," terang Dwi kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Dan masih banyak sederet alasan lainnya.
Adapun, untuk menahan agar laju penurunan produksi tidak semakin dalam, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pengeboran setiap tiga hari di Blok Mahakam.
"Intinya, kami cegah penurunan produksi, setiap tiga hari lakukan pengeboran di Blok Mahakam, sama juga seperti di blok Sanga-Sanga," ujar Dharmawan saat ditemui di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Dengan begitu, lanjutnya, paling tidak decline rate bisa tahun ini bisa ditargetkan ada di 5% saja.
"Untuk tingkatkan produksi, memang butuh waktu, perlu inovasi, dan modal, serta perlu lakukan tindakan yang unusual," ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menargetkan akan melakukan paling tidak 118 pengeboran sumur di Blok Mahakam untuk tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan produksi di blok tersebut.
Simak video terkait capaian sektor energi di era Jokowi-JK di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/2H8d1o4
May 08, 2019 at 09:22PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produksi Blok Mahakam Kini Ngos-ngosan di Bawah Pertamina"
Post a Comment