Sementara, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah 0,18% pada level Rp 14.105/US$ kemarin.
Untuk perdagangan hari ini Selasa (9/7/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah terbatas. Adapun rentang pergerakannya berpotensi terjadi pada level 6.300 hingga 6.400.
Dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama yang terkoreksi pada penutupan pagi tadi berpotensi memberikan hawa negatif bagi Bursa Asia. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,48%, Dow Jones Industrial Average turun 0,43%, dan Indeks Nasdaq Composite tersungkur 0,78%.
Seperti diberitakan Reuters, koreksi Wall Street disebabkan anjloknya saham Apple yang sedang didera penurunan rekomendasi 'Sell' oleh banyak sekuritas, karena kinerja fundamentalnya dianggap akan melemah dalam 6 bulan-12 bulan ke depan.
Dari dalam negeri, meski didera aksi jual pada perdagangan kemarin, IHSG mampu menipiskan pelemahan karena investor domestik mulai mengoleksi saham-saham diskon, meski belum mampu membuat IHSG beranjak dari zona merah.
Transaksi kemarin juga terbilang sepi dengan hanya mencatatkan 15,1 miliar saham senilai Rp 6,8 triliun, lebih kecil dari transaksi Jumat kemarin yang mencapai Rp 7,79 triliun. Adapun investor asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 210 miliar
Dari sisi teknikal, IHSG mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir atau moving average five/MA5 (garis hijau). Hal ini menggambarkan potensi penurunan dalam jangka pendek.
![]() |
Pola hanging man pada grafik lilin (candlestick) yang terbentuk hari ini mengindikasikan potensi penurunan dalam beberapa hari mendatang.
Pelemahan IHSG masih terbuka, mengingat IHSG berada di dekat level jenuh belinya (overbought) dan mulai mengarah turun, jika mengacu pada indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)https://ift.tt/2XQ53cp
July 09, 2019 at 03:53PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada Tekanan Jual, IHSG Bisa Kembali Tergelincir"
Post a Comment