
Memang, kinerja Kementerian Perhubungan tengah menjadi sorotan lantaran dinilai tak banyak membantu dalam persoalan harga tiket pesawat tersebut. Pasalnya, sejak awal tahun harga tiket pesawat tak kunjung menunjukkan penurunan berarti meski sudah diterapkan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB).
Sampai pada akhirnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, membocorkan jurus baru Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai solusi atas mahalnya tiket pesawat akhirnya terungkap: menurunkan TBA.
Rencana penurunan TBA tiket pesawat sebesar 15%. Meski belum resmi diputuskan, namun langkah itu telah masuk tahap finalisasi.
"Kan sudah turun harga atas 15%, 15%, ya tadi dibilang turun, Garuda juga bilang yes, Rini [Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno] kan juga udah bilang tuh," ungkap Luhut, Rabu (8/5/2019).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengonfirmasi TBA tiket pesawat akan turun 15%.
"Itu range di situ. Kita finalkan hari Senin," ujarnya selepas menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Menurut dia, ada berbagai dasar di balik penurunan TBA. Mulai dari harga pokok penjualan (HPP) yang mendasarkan pada on time performance (OTP), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga avtur, dan load factor.
"Didasarkan itu ditemukan setelah satu angka harga pokok rata-rata. Dengan dasar itu berarti kita masih ada ruang untuk bisa menurunkan batas atas," kata Budi Karya.
Namun, kabar terbaru soal rencana ini rupanya belum jelas. Sikap Kementerian Perhubungan (Kemenhub) perihal rencana penurunan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat belum terang betul. Persentase 15% yang disampaikan Budi Karya Sumadi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5/2019), ternyata masih dikalkulasi jajaran terkait.
"Sedang dihitung, kami sedang menghitung," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana Pramesti di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (10/5/2019).
Menurut dia, ada sejumlah acuan dalam mengkalkulasi TBA, salah satunya harga avtur. Hasil penghitungan akan disampaikan secara resmi kepada publik pada Senin (13/5/2019).
"Insyallah ya," kata Polana.
Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, rata-rata maskapai saat ini memasang tarif mendekati TBA. Rentang prosentase bervariasi mulai 65-100% dari TBA.
Adapun yang mendekati TBB nyaris tidak tersedia sama sekali. TBB ini berdasarkan aturan yang berlaku dipatok 35% dari TBA. Tentu saja, dalam hal ini maskapai tidak melakukan pelanggaran.
Namun, yang menjadi keluhan publik justru bukan pada tingginya TBA, melainkan kebijakan maskapai yang seolah kompak ogah pasang tarif mendekati TBB.
Lantas, sejauh apa penurunan TBA 15% ini berdampak menekan mahalnya harga tiket? Ataukah justru akan memacu maskapai kian kompak ramai-ramai memasang tarif 100% TBA?
"Ya kita lihat nanti kan musti dievaluasi semua. Lagian kan musti lari kepada maket, mekanisme itu," beber Luhut.
Tiket Pesawat Mahal Bikin Inflasi Naik
[Gambas:Video CNBC]
Imbasnya, pariwisata dalam negeri pun ikut turun. Minat masyarakat Indonesia untuk berwisata ke luar negeri semakin membuncah seiring kenaikan harga tiket pesawat rute domestik. Fenomena tersebut terindikasi dari nilai surplus negara pembayaran sektor jasa perjalanan yang semakin tergerus.
Pada kuartal I-2019, surplus jasa perjalanan hanya sebesar US$ 1,36 miliar, yang mana turun 9,93% dibanding kuartal I-2018 yang mencapai US$ 1,51 miliar.
Sebagai informasi, neraca jasa perjalanan yang dihitung oleh Bank Indonesia tersebut merupakan selisih antara transaksi barang dan jasa yang dilakukan oleh wisatawan asing di Indonesia dengan transaksi yang dilakukan oleh wisatawan Indonesia di luar negeri. (hps/hps)
http://bit.ly/2HbMl5D
May 11, 2019 at 08:14PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau Mudik Tapi Kok Tiket Pesawat Mahal, Gimana Nih?"
Post a Comment