Prabowo sebelumnya lebih dulu tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019) pukul 09.50 WIB. Tiba di lokasi, Prabowo tampak didampingi Kepala BIN Budi Gunawan. Terlihat juga Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Gerindra Edhy Prabowo hingga Seskab Pramono Anung.
Tidak lama kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus pukul 10.07 WIB. Dia mengenakan warna putih lengan panjang dan celana panjang warna hitam.
Stasiun MRT Lebak Bulus dinamakan Staisun Lebak Bulus Grab. Ini merupakan hak naming rights atau pemberian nama.
![]() |
"Stasiun Lebak Bulus Grab, yang merupakan salah satu stasiun MRT terbesar dengan perumahan penduduk terpadat, akan memiliki branding Grab selama lima tahun ke depan. Stasiun ini juga akan menjadi hub bagi komuter yang datang dari berbagai wilayah utama di Jakarta Selatan," kata Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kala itu.
![]() |
Sejarah MRT Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Minggu (24/3/2019), meresmikan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 1 rute Lebak Bulus - Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Dalam sambutannya yang dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, Jokowi meminta kepada masyarakat untuk beradaptasi dengan moda transportasi pertama di Indonesia ini.
Ia ingin masyarakat ikut serta dalam menjaga dan memelihara MRT. Kepala negara tak ingin lagi mendengar masyarakat masih menerapkan budaya lama dalam menggunakan transportasi publik.
"Jaga agar tetap bersih, stasiun dan MRT-nya tidak kotor. Jangan buang sampah sembarangan. Budaya antre dan disiplin waktu," kata Jokowi di lokasi peresmian.
Mimpi Indonesia memiliki sebuah kereta rel listrik cepat ini memang sudah lama. Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak 1985.
Namun, berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia yang dirangkum dari keterangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, desain proyek MRT baru dibuat pada medio 1995.
Pada sat itu, mantan Presiden RI ketiga BJ Habibie yang merancang dan menyusun sendiri dasar proyek MRT untuk rute Blok M. Pada saat itu, Habibie masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi.
Meskipun di tahun yang sama, Ali Sadikin - Gubernur DKI Jakarta waktu itu - sudah membentuk unit manajemen khusus, pembangunan tak dieksekusi hingga di 1998. Rencana ini dilanjutkan kembali oleh Gubernur Sutiyoso.
Beberapa tahun tak ada progres perkembangan signifikkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005 menetapkan MRT sebagai proyek nasional. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah pun mulai bergerak menindaklanjuti arahan presiden.
Di masa kepemimpinan Fauzi Bowo, pemerintah provinsi DKI Jakarta meneken naskah perjanjian penerusan hibah proyek MRT dari pemerintah pusat. Langkah tersebut, kembali ditindaklanjuti di 2011 oleh era kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur Jakarta.
Di era Jokowi, lelang fisik MRT fase I dilakukan, komposisi pinjaman pun berubah. Tongkat estafet beralih ke Basuki Tjahaja Purnama, dan tanda-tanda proyek tersebut hadir di ibu kota makin terlihat jelas.
Di zaman Basuki yang akrab disapa Ahok itu, pembebasan lahan dilakukan dengan memberikan insentif kepada pemilik lahan demi proyek MRT. Kemudian di 2017, Djarot Saiful Hidayat menekan aturan mengenai PT MRT Jakarta sebagai operator utama pengelola kawasan TOD koridor Utara - Selatan Fase 1 MRT.
Akhirnya di era Anies Baswedan, masyarakat Jakarta bisa melihat MRT terwujud. Sebuah transportasi masal yang diharapkan menjadi jawaban tingginya mobilitas pekerja di ibu kota.
"Terima kasih. Pembangunan MRT mulai dari ide rancangan pembangunan melalui jalan panjang," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meresmikan MRT, Minggu.
"Terima kasih kepada Pak Gubernur yang mengawal. Pendahulu saya, Pak Sutiyoso, Pak Foke (Fauzi Bowo), Pak Jokowi, Pak Basuki, Pak Djarot. Terima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden dan Wapres yang mengawal proses ini," tegas Anies.
(dru)
https://ift.tt/2jEaVDz
July 13, 2019 at 05:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Stasiun MRT Lebak Bulus, Saksi Pertemuan Jokowi-Prabowo"
Post a Comment