Search

Duo Indofood Melesat, IHSG Hijau 3 Hari Berturut-turut

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari ini dengan penguatan sebesar 0,19% ke level 6.437,98, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 0,46% pada saat penutupan ke level. Penguatan pada hari ini menandai yang ketiga secara beruntun.

IHSG melaju dengan nyaman di zona hijau kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan melemah: indeks Hang Seng turun 0,65%, indeks Straits Times turun 0,03%, dan indeks Kospi turun 0,58%.

Pelaku pasar was-was menantikan perkembangan negosiasi dagang AS-China. Pada hari ini, delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing.

Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China akan dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.

Melansir pemberitaan New York Times yang dikutip dari CNBC International, negosiasi dagang antara AS dan China disebut Mnuchin sudah memasuki tahap akhir.

"Saya rasa kedua belah pihak memiliki keinginan untuk mencapai sebuah kesepakatan," papar Mnuhcin. "Kami telah mencapi banyak kemajuan."

Namun, pernyataan defensif juga diungkapkan Mnuchin. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.

"Kami berharap bahwa dalam 2 pertemuan di China dan (Washington) DC kami akan berada dalam suatu titik di mana kami dapat memberikan rekomendasi kepada presiden apakah kami dapat meneken kesepakatan atau tidak," papar Mnuchin ketika diwawancarai oleh Fox Business, seperti dilansir dari South China Morning Post.

Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Jika AS dan China justru gagal mencapai kesepakatan dagang, balas membalas bea masuk bisa semakin tereskalasi dan semakin menekan laju perekonomian kedua negara, yang pada akhirnya akan berdampak negatif kepada perekonomian dunia.

Perang dagang belum tereskalasi saja, perekonomian negara-negara Asia sudah menderita tekanan yang besar. Pada hari ini, Manufacturing PMI versi resmi pemerintah China periode April 2019 diumumkan di level 50,1, turun dari capaian periode Maret yang sebesar 50,5. Capaian pada bulan April juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,5, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sejatinya, angka di atas 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di China masih mencatatkan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, ekspansinya tak sekencang ekspansi pada bulan Maret.

Beralih ke Jepang, belum lama ini produksi industri Jepang periode Maret 2019 (pembacaan awal) diumumkan jatuh 4,6% secara tahunan, jauh lebih dalam ketimbang konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 0,6% saja, seperti dilansir dari Trading Economics.

Tingkat pengangguran Jepang periode Maret 2019 diumumkan di level 2,5%, di atas konsensus yang sebesar 2,4%, seperti dilansir dari Trading Economics. Capaian tersebut juga melonjak dari posisi Februari yang sebesar 2,3%.

Terakhir, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 1,8% YoY, jauh lebih rendah ketimbang konsensus yang sebesar 2,5% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2LdjMsA
April 30, 2019 at 11:47PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Duo Indofood Melesat, IHSG Hijau 3 Hari Berturut-turut"

Post a Comment

Powered by Blogger.