Hal ini sebagai langkah evaluasi atas laporan realisasi investasi dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) triwulan I-2019, yang menunjukkan penurunan terkait Penanaman Modal Asing (PMA/Foreign Direct Investment).
Sebagai informasi, BKPM menyebutkan PMA pada triwulan I-2019 sebesar US$ 7,2 miliar. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan triwulan I-2018 yang mencapai US$ 8,1 miliar.
"Jadi apapun yang muncul dari statistik hari ini tentu ini akan kita evaluasi. Dari kami di Kementerian Keuangan, akan terus mempertajam instrumen-instrumen untuk memberikan insentif maupun kemudahan agar investasi bisa berjalan," ujarnya yang ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (30/4/2019).
"Tentu bekerja sama dengan kementerian lain untuk bisa meningkatkan daya atraksi dan competitiveness dari investasi destinasi di Indonesia."
Meskipun demikian, Sri Mulyani menjelaskan penurunan PMA ini dialami seluruh negara di dunia, dan ia optimistis outflow ini sifatnya short term. Pasalnya, PMA lebih mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam negeri, dari negara tujuan investasi, dan secara umum berbagai indikator ekonomi dalam negeri Indonesia cukup positif.
"Untuk FDI tahun lalu kan tekanannya juga cukup besar, sebenarnya sudah mulai ditunjukkan dengan suku bunga yang meningkat dan terjadinya capital outflow di seluruh negara di dunia. Ini pasti akan mempengaruhi meskipun yang terpengaruh itu lebih short term."
"Namun, mereka akan melihat kondisi prospek dari regional maupun di Indonesia. Dalam hal ini kita masih positif, artinya kita masih memiliki pertumbuhan yang prospeknya tinggi, stabilitas dari sisi inflasi masih terjaga, dan dari sisi indikator makroekonomi yang lain, baik dari moneter maupun fiskal kita juga jaga secara baik."
(dru)
http://bit.ly/2ZJv5fk
April 30, 2019 at 10:28PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Beberkan Alasan Kenapa Penanaman Modal Asing Loyo"
Post a Comment