"Ditulis itu harus. Harga gabah turun, kami sudah komunikasi dengan Bulog segera bergerak cepat karena produksi melimpah. Itu ditulis," tegasnya di hadapan awak media ketika ditemui di Hotel Grand Cempaka, Senin (4/1/2019).
Perubahan kualitas gabah yang dipengaruhi kondisi cuaca, juga masih menjadi pekerjaan rumah. Amran menilai, hal itu menjadi risiko adanya dua musim di Indonesia, yakni kemarau dan penghujan.
"Nah itu dua musim di Indonesia. Kalau bukan hujan, kering, dan itu harus diselesaikan," bebernya.
Di sisi lain, Mentan tak memberi sinyal mengenai ada tidaknya usulan untuk revisi harga pokok penjualan (HPP) pemerintah. Dia hanya menegaskan bahwa para petani jangan sampai tidak mendapatkan harga ideal.
"Ini kami harus jelaskan. Yang HPP itu kita sudah naikkan fleksibilitas 10%. Lalu yang kedua, Bulog bisa beli secara komersial. Artinya tidak ada alasan untuk tidak membeli dengan harga yang menguntungkan petani," urainya.
"Ada fleksibilitas 10%, kemudian komersial di atas itu dibeli secara komersial, selesai kan? Mau Rp 4.500/kg atau Rp 4.600/kg secara komersial, kan semua kita sudah siapkan instrumen untuk selamatkan petani," tegasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah kering panen pada periode Maret 2019 turun, dan menyebabkan harga beras di penggilingan mengalami penurunan harga.
Imbasnya, nilai tukar petani (NTP) pun turun, lantaran kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang di konsumsi rumah tangga.
"Rata-rata gabah kering petani Rp 4.604 per kilogram, atau turun 9,87%. Di tingkat penggilingan, Rp 4.706 atau turun 9,87% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (1/4/2019).
Foto: Kepala BPS Suhariyanto melaporkan perkembangan ekspor dan impor Desember 2018, perkembangan upah pekerja/buruh Desember 2018, profil kemiskinan di Indonesia September 2018, dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia September 2018. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
|
Turunnya harga gabah, berimbas pada penurunan harga beras. Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Maret 2019 sebesar Rp 9.815 per kilogram atau turun 1,93% dari bulan sebelumnya.
Data otoritas statistik menunjukkan, penurunan harga terjadi pada seluruh jenis kualitas beras mulai dari harga beras kualitas premium, medium, hingga kualitas rendah.
"Dibandingkan dengan Maret 2018, rata-rata harga beras di penggilingan untuk semua kualitas yaitu premium, medium, dan rendah penurunannya masing-masing 0,79%, 1.47%, dan 2,96%," kata Suhariyanto.
Simak video terkait nilai tukar petani di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2U7JIKz
April 02, 2019 at 03:19AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Gabah Anjlok Saat Pak Tani Panen, Ini Pembelaan Mentan"
Post a Comment