IHSG didorong ke zona merah oleh sektor infrastruktur, sektor finansial dan sektor konsumer. Ketiganya menyumbang 23 poin pelemahan bagi IHSG.
Sebetulnya IHSG mendapat sentimen positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi yang terkendali. BPS mengumumkan inflasi bulanan periode Maret sebesar 0,11% MtM. Adapun inflasi umum secara tahunan pada periode yang sama sebesar 2,48% YoY.
Hanya saja, sentimen ini tak mampu menghijaukan IHSG. Sebagian pelaku pasar tampaknya cenderung menunggu atau wait and see melihat kondisi global khususnya dari Britania Raya terkait dengan sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
PM Inggris Theresa May kembali mengajukan proposal Brexit dan lagi-lagi digagalkan untuk ketiga kalinya oleh Parlemen Inggris dengan perbandingan suara 344-286.
Sikap menunggu tersebut terlihat dari nilai transaksi perdagangan yang di bawah rata-rata. IHSG hanya mencatatkan nilai transaksi harian Rp 7,7 triliun, sedangkan investor asing membubuhkan net sell Rp 7,12 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan tanda-tanda konsolidasi cenderung stagnan. Indeks kembali bergerak tipis di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Sumber: Refinitiv
|
Terbentuknya pola lilin hitam pendek/short black candle pada grafik mengindikasikan IHSG cenderung meneruskan pola menyamping (sideways).
Ruang penguatan dan pelemahan bagi IHSG cukup terbuka, mengingat pergerakannya masih berada pada posisi netral jika mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang digunakan untuk mengukur tingkat kejenuhan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)
https://ift.tt/2V8iuji
April 02, 2019 at 01:06AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hari Ini Tertekan Net Sell Asing, Bagaimana Tren IHSG Besok?"
Post a Comment