Penguatan IHSG sudah terbaca kala di buka menguat 0,25%. IHSG selanjutnya terus bergerak naik dikarenakan pelaku pasar kembali mengoleksi saham-saham murah yang sudah terdiskon cukup banyak akibat aksi ambil untung (profit taking) dalam tiga hari terakhir.
Memasuki bulan Ramadan, indeks sektor konsumer seakan mendapat tambahan tenaga dengan menguat sebesar o,14%. Demografi penduduk Indonesia mayoritas beragama islam sehingga barang konsumsi akan di buru dalam memenuhi kebutuhan.
Faktor lain yang menjadi sentimen positif berasal dari data penjualan ritel yang baru diumumkan Bank Indonesia (BI). data penjualan ritel Maret diumumkan melesat 10,7% year-on-year (YoY), merupakan pencapaian terbaik sejak Desember 2016.
Sementara rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menutup perdagangan di pasar spot dengan menguat 0,1%, hal ini menjadikan pelemahan 10 hari beruntun yang diderita rupiah resmi berakhir.
Hal ini berujung kepada sektor finansial yang menguat 0,77%. Hingga tahun berjalan, sektor dengan bobot terbesar di IHSG tersebut terapresiasi 7,5% dan menjadi penopang penurunan IHSG.
Nilai transaksi tidak terlalu besar pada hari ke dua Ramadan, hanya sebesar Rp 8,5 triliun. Adapun investor asing membukukan jual bersih (net sell) sangat tipis hanya sebesar Rp 17 miliar di pasar reguler. Jauh berkurang dari net sell pada perdagangan kemarin yang hampir senilai satu triliun rupiah.
Secara teknikal, peluang penguatan IHSG masih cukup terbuka dikarenakan indeks belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan.
![]() |
Level penghalang kenaikannya (resistance) IHSG esok, berpotensi terjadi pada level 6.340.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2PNMuiD
May 08, 2019 at 12:38AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berburu Saham Murah, IHSG Berhasil Keluar dari Kubangan"
Post a Comment