"Masalah mendasar dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional [JKN] adalah ketimpangan antara tuntutan kualitas layanan yang tinggi dan pembiayaan yang rendah," kata Putri memulai dengan narasi persoalan.
"Apa kebijakan dan strategi yang akan bapak-bapak lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal," lanjutnya membuka diskusi.
Cawapres 01, KH Ma'ruf Amin, mendapat giliran pertama untuk menjawab. Namun, dalam paparannya, Ma'ruf tidak spesifik menjawab pertanyaan panelis. Dia justru mengklaim, pemerintah melalui JKN KIS (Kartu Indonesia Sehat) telah melakukan langkah-langkah besar yang inovatif.
Menurutnya, melalui JKN KIS ini, pemerintah rezim Jokowi telah melakukan upaya asuransi sosial yang besar. Disebutkan, ada 215 juta peserta asuransi BPJS.
"Dan ini merupakan asuransi terbesar di dunia. Di samping itu juga 96,8 juta dari pada peserta itu memperoleh PBI, yaitu Penerima Bantuan Iuran dari pemerintah," urainya.
![]() |
Dengan demikian, dia menilai sebenarnya pemerintah telah melakukan langkah-langkah besar dalam rangka memberikan pelayanan dengan harga murah. Meski begitu, sesuai dengan prinsip, dia mengaku perlu terus memaksimalkan pemanfaatan.
"Kami akan terus meningkatkan pelayanannya dengan memberikan yaitu pusat-pusat kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dengan layanan yang lebih baik, dokter yang siap dan melakukan redistribusi tenaga medis dan juga penyediaan obat yang cukup," bebernya.
"Kami juga akan mendorong upaya yang bersifat preventif melalui GERMAS, Gerakan Masyarakat Sehat melalui PIS PK, yaitu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan juga mendorong untuk tidak mengkonsumsi hal-hal yang menimbulkan kurang sehat," lanjutnya.
Di sisi lain, Cawapres 02 Sandiaga Uno memulai gilirannya dengan mengisahkan pengalaman yang dihadapi seorang warga bernama Ibu Lis. Dia bersaksi, program pengobatan yang dijalani Ibu Lis harus terhenti karena tidak dikover oleh BPJS Kesehatan.
"Itu tidak boleh lagi kita tolerir. Indonesia, apalagi akan menjadi negara yang ekonominya nomor 5 terbesar di dunia pada 2045 harus menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat," ujar Sandi, sapaan akrabnya.
Sandi menegaskan, kuncinya adalah pembenahan dan jangan saling menyalahkan. Dia juga mengingatkan, apabila terpilih, Prabowo-Sandi akan meneruskan program JKN, serta menyempurnakan BPJS Kesehatan.
"Kita panggil aktuaria-aktuaria terbaik dari Hongkong, putra-putri terbaik bangsa. Saya pernah ketemu, kita hitung betul-betul jumlahnya berapa sih yang diperlukan," tandasnya.
![]() |
Sandi kembali menegaskan, untuk pelayanan kesehatan prima, negara tidak boleh absen. Dia bahkan berujar, negara tidak boleh pelit dan jangan sampai ada lagi antrean yang mengekor serta obat yang tidak tersedia karena pengelolaan yang belum sempurna.
Jika terpilih, Prabowo-Sandi segera mencari akar permasalahan BPJS Kesehatan dalam 200 hari pertama bekerja. Dia ingin ada angka logis untuk memberikan layanan kesehatan yang prima, obat-obatan yang tersedia, serta tenaga medis yang harus dibayar tepat waktu.
"Tentu mereka tidak boleh dihutangin rumah sakit. Rumah sakit jangan sampai layanan kesehatannya turun karena tidak dibayar tepat waktu. BPJS akan lebih baik di bawah Prabowo-Sandi karena kita mengerti akar permasalahannya," paparnya.
Sandi juga berjanji akan membenahi sistem rujukan. Dalam hal ini, dikatakan bahwa perlu pola rujukan yang lebih mengutamakan layanan kesehatan masyarakat. Semua itu bertujuan agar masyarakat tidak menunggu berjam-jam di rumah sakit karena sistem rujukannya berbelit belit.
"Kebetulan saya juga latar belakangnya keuangan. Saya melihat bahwa ini adalah tantangan Indonesia untuk maju membangun manusianya. Kita benahi layanan kesehatan, tingkatkan kualitasnya," kata dia lagi.
Simak video terkait tanggapan tim Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi terkait BPJS Kesehatan di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2TcZ8Yg
March 18, 2019 at 01:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prabowo-Sandi Beber Solusi BPJS Kesehatan, Jokowi-Ma'ruf?"
Post a Comment