
Dari dalam negeri, rilis data neraca perdagangan Februari 2019 membawa harapan. Akhir pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Februari surplus US$ 330 juta.
Selain itu, sentimen eksternal juga relatif mendukung penguatan IHSG cs. Dalam pidato di sidang tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan pemerintah akan menerapkan aturan baru mengenai investasi.
Dalam aturan tersebut, China berkomitmen untuk melindungi investasi (termasuk asing) dan tidak akan mewajibkan transfer teknologi. Proses dan pelaksanaan investasi akan dibuat transparan sehingga menciptakan iklim yang nyaman bagi dunia usaha. Aturan ini sudah disahkan oleh parlemen dan mulai berlaku pada 1 Januari 2020.
Isu mengenai pemaksaan transfer teknologi ini sering dikeluhkan oleh Presiden AS Donald Trump. Bahkan Trump menyebutnya sebagai pelanggaran atas hak kekayaan intelektual.
Dengan aturan baru ini, China seperti berusaha meyakinkan AS dan dunia bahwa reformasi ekonomi di Negeri Tirai Bambu terus berjalan. China berjanji akan lebih membuka perekonomiannya kepada dunia.
"Tidak ada alasan China tidak mau terbuka, ini adalah kebijakan mendasar. Jika kita memiliki aturan mengenai keterbukaan, maka pasti akan dijalankan," tegas Li, mengutip Reuters.
Jacob Parker, Wakil Presiden US-China Business Council, mengapresiasi langkah Beijing tersebut. "Aturan ini akan menjatuhkan hukuman pidana terhadap penyebaran informasi sensitif milik perusahaan asing, menindak tegas pemalsuan, dan melarang pencurian hak atas kekayaan intelektual," kata Parker, juga mengutip Reuters.
Aturan ini bisa menjadi jalan menuju damai dagang AS-China, sesuatu yang menjadi harapan dunia. Ketika AS-China sudah tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali semarak.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
https://ift.tt/2Y5OciT
March 18, 2019 at 01:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Saja Bikin Pusing, Apalagi Perang Sungguhan!"
Post a Comment