Search

Lagi, Analis Sebut Perang Dagang Justru Akan Pukul AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Menaikkan tarif masuk pada semua barang China yang memasuki perbatasan Amerika kemungkinan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi AS, yang telah menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan terakhir, menurut perusahaan keuangan Jepang Nomura.

Presiden Donald Trump telah mengklaim pada beberapa kesempatan bahwa AS telah mengumpulkan miliaran dolar dari bea impor yang dibayarkan oleh China, yang sebagian berkontribusi pada ekonomi Amerika yang kuat. Namun kepala ekonom Nomura, Lewis Alexander, pada Selasa mengatakan dampak dari pertarungan dagang itu kemungkinan negatif bagi AS.

Awal bulan ini ketegangan antara AS dan China telah meningkat. Trump mengumumkan kenaikan bea impor terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar dari 10% menjadi 25%. Dia juga mengancam akan menerapkan bea masuk 25% pada impor yang tersisa dari China senilai sekitar US$300 miliar.


Beijing membalas dengan menaikkan pungutan atas produk-produk Amerika senilai US$60 miliar pada 1 Juni mendatang.

Lagi, Analis Sebut Perang Dagang Justru Akan Pukul ASFoto: Infografis/Perang Dagang/Edward Ricardo

Alexander mengatakan ada bukti bahwa tarif impor yang dikumpulkan oleh pemerintah AS dibayar oleh perusahaan dan konsumen Amerika, bukan oleh China.

"Dan sejujurnya, itu kemungkinan akan menghambat pertumbuhan AS," katanya kepada CNBC International di Nomura Investment Forum Asia di Singapura, dikutip Selasa (28/05/2019).

Pertarungan bea masuk yang berkelanjutan antara AS dan China (dua ekonomi terbesar dunia) muncul pada saat ekonomi Amerika "jelas melambat," kata ekonom tersebut.

Dia menambahkan bahwa "hal terbesar" yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi AS dan keputusan oleh Federal Reserve adalah bagaimana perkembangan perdagangan memengaruhi kepercayaan bisnis dan investasi dalam beberapa bulan mendatang.


Pendapat Alexander itu senada dengan studi yang dipublikasikan Dana Moneter Internasional (IMF) beberapa waktu lalu.

Studi itu menyatakan pendapatan yang dikumpulkan dari pungutan bea impor untuk barang-barang China telah ditanggung hampir seluruhnya oleh importir AS.

"Konsumen di AS dan China benar-benar merugi akibat ketegangan perdagangan," kata laporan IMF. Studi itu menambahkan bahwa bea masuk yang lebih tinggi juga bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Sementara dampak pada pertumbuhan global relatif rendah saat ini, eskalasi terbaru dapat secara signifikan melemahkan sentimen bisnis dan pasar keuangan, mengganggu rantai pasokan global, dan menjadi risiko proyeksi pemulihan pertumbuhan global pada 2019."

Saksikan video mengenai nasib perjanjian dagang AS-China berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]

(prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2I0OrVj
May 28, 2019 at 09:07PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lagi, Analis Sebut Perang Dagang Justru Akan Pukul AS"

Post a Comment

Powered by Blogger.