Untuk perdagangan hari ini Kamis (9/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. level pergerakan yang berpotensi di uji berada antara 6.250 hingga 6.325.
Dari global, tiga indeks utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi di tutup dengan koreksi terbatas. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,01%, S&P 500 melemah 0,16%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,26%.
Kantor Perwakilan Dagang AS resmi merilis pernyataan bahwa Washington akan menaikkan tarif bea masuk bagi impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Kebijakan tersebut berlaku mulai 10 Mei.
Produk-produk yang bakal terkena kenaikan bea masuk antara lain: modem dan router internet, papan sirkuit, pengisap debu, sampai furnitur.
"Wakil Perdana Menteri China akan datang untuk mengupayakan kesepakatan. Kita lihat saja nanti, tetapi saya sangat senang dengan pemberlakuan bea masuk bagi lebih dari US$ 100 miliar impor China," cuit Trump di Twitter.
Dari dalam negeri, meski telah memasuki bulan Ramadan, nilai transaksi IHSG kemarin cukup besar dengan Rp 11,73 triliun. Namun, hal itu dibarengi dengan aksi jual bersih (net sell) investor asing yang mencapai Rp 688 miliar di pasar reguler karena kondisi eksternal yang tak menentu.
Secara teknikal, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Terbentuknya pola bullish hammer mengindikasikan potensi penguatan. Pola tersebut merupakan pola pembalikan arah (reversal) ke arah kenaikan.
![]() |
Meski potensi penguatan masih ada, IHSG sebenarnya masih dalam posisi cenderung tertekan, Dikarenakan masih bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2J7LC85
May 09, 2019 at 03:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang AS-China Membara, tapi IHSG Beri Sinyal Naik"
Post a Comment