
Harga biodiesel tersebut turun sebanyak Rp 16/liter jika dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp 7.403/liter. Sedangkan harga bioetanol mengalami kenaikan sebesar Rp 11/liter dari harga sebelumnya Rp 10.167/liter.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM FX Sutijastoto menuturkan, penurunan harga untuk biodiesel dilatarbelakangi oleh turunnya harga rata-rata crude palm oil (CPO) Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) periode 15 Februari hingga 14 Maret 2019, yaitu Rp 7.078/kg dari harga sebelumnya Rp 7.101/kg.
Adapun, besaran harga HIP BBN untuk jenis biodiesel tersebut dihitung menggunakan formula HIP = (Rata-rata CPO KPB + 100 USD/ton) x 870 Kg/m3 + Ongkos Angkut. Besaran ongkos angkut pada formula perhitungan harga biodiesel mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 350 K/12/DJE/2018.
Sedangkan untuk jenis bioetanol terjadi kenaikan harga setelah dihitung berdasarkan formula yang ditetapkan, yaitu (Rata-rata tetes tebu KPB periode 3 bulan x 4,125 Kg/L) + USD0,25/Liter sehingga didapatkan Rp10.178/liter untuk HIP BBN bulan April 2019.
"HIP BBN ini mulai berlaku efektif sejak 1 April 2019 dan digunakan dalam pelaksanaan kewajiban B20 dan berlaku untuk pencampuran minyak solar baik jenis bahan bakar minyak (BBM) tertentu maupun jenis BBM umum," ujar Sutijastoto melalui keterangan resminya, Selasa (9/4/2019).
Sebagai informasi, HIP BBN sendiri ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit enam bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE, dan konversi nilai kurs menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 15 Februari-14 Maret 2019.
Simak video terkait program B20 di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2Vstubn
April 09, 2019 at 08:51PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Rata-rata CPO Turun, Biodiesel April Rp 7.387/Liter"
Post a Comment