
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, jumlah beli bersih (net buy) asing yang masuk ke pasar saham domestik pada perdagangan sesi I, Kamis (18/4/2019), menembus Rp 1,13 triliun, sejak perdagangan sesi I dibuka pada 09.00 dan ditutup 12.00 WIB.
Ini membuat akumulasi net buy asing dari awal tahun hingga Kamis ini bertambah menjadi Rp 14,91 triliun di seluruh pasar.
Saham-saham yang jadi pilihan pemodal asing hari ini antara lain, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 337,95 miliar. Lalu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 208,07 triliun.
Demikian pula saham PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 193,8 miliar, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 127,47 miliar dan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar Rp 87,01 miliar.
Ekonom yang juga mantan menteri keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa dunia internasional merespons positif hasil hitung cepat Pilpres 2019 yang dirilis sejumlah lembaga survey, atas pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Chatib menjelaskan mulanya investor internasional memprediksi bahwa gap perolehan suara Jokowi dan Prabowo sebesar 20%, namun ternyata hasil quick count menyatakan sebesar 10%. Investor sudah memprediksi kemenangan paslon petahana itu.
"Mereka sudah prediksi bahwa Jokowi akan menang karena mereka percaya dengan survey. Yang mungkin agak mengejutkan adalah gap-nya tidak seperti yang diperkirakan. Tadinya 20%, tetapi hasil quick count-nya 10%. It's okey, masih lebih besar dibanding [pemilu] tahun lalu. Jadi mereka sudah expect bahwa Jokowi akan menang," jelas Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, di Jakarta, Senin (18/4/2019).
Sementara itu, perusahaan manajer investasi asal Inggris, Ashmore, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat tumbuh 5%-7%. Penguatan itu didukung modal asing yang masuk ke pasar modal Indonesia tahun ini bisa mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21,3 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
Estimasi tersebut didasarkan pada data historis yang menujukkan tren arus masuk modal asing dengan rata-rata perolehan US$ 2,2 miliar sepanjang tahun penyelenggaraan pemilu.
Ashmore juga mencatatkan bahwa pemilu Indonesia adalah satu-satunya pemilu yang mendapatkan sentimen positif untuk arus masuk asing dan rekomendasi beli (overweight).
Mari ambil contoh pemilu Thailand dan India yang membukukan arus keluar sebelum pemilu dan banyak broker yang merekomendasikan jual (underweight) untuk indeks bursa acuan saham kedua negara, mengutip laporan Ashmore.
Lebih lanjut, sentimen positif dari laporan Ashmore sebetulnya senada dengan komentar yang diberikan oleh lembaga peringkat internasional Moody's Investors Service dan Fitch Ratings.
Menurut Moody's, hasil hitung cepat yang mengunggulkan petahana akan mendukung bauran kebijakan investasi dan stabilitas pertumbuhan yang lebih luas, sehingga akan mendorong stabilitas pasar keuangan.
Adapun Direktur Fitch Ratings Thomas Rookmaker menyampaikan bahwa berlanjutnya periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang fokus pada stabilitas makro ekonomi akan sangat relevan dalam mempengaruhi peringkat investasi Indonesia.
(hps/tas)
http://bit.ly/2VRgDzN
April 18, 2019 at 07:40PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Effect! Asing Borong Saham Rp 1,13 T dalam 3 Jam"
Post a Comment