Dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi April 2019 yang diluncurkan, Rabu (24/4/2019), Bank Dunia memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh 5,2% di 2019.
Angka tersebut tidak berubah dibandingkan proyeksi Bank Dunia di Oktober lalu. Ini berarti laju pertumbuhan tersebut akan sama dengan capaian tahun lalu 5,17%. Ekspansi ekonomi dalam negeri akan sedikit lebih cepat di 2020 di level 5,3%, menurut laporan itu.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan sedikit menguat akibat terus rendahnya inflasi, naiknya biaya belanja bantuan sosial, dan pasar lapangan kerja yang kuat," tulis Bank Dunia.
"Meskipun investasi diperkirakan melambat dibandingkan laju pada 2018 yang kencang, komponen ini akan tetap sehat sebab perusahaan yang sebelumnya menunggu akibat pemilu akan mulai mengucurkan investasi baru," tambah laporan itu.
Shinta menjelaskan, jika melihat kondisi perekonomian global yang tumbuh melambat, investasi asing sudah pasti akan menurun. Akan tetapi, dia meyakini Indonesia masih dapat memancing investasi asing masuk dengan memperbaiki daya saing yang ada, khususnya di sektor tenaga kerja.
"Saya melihat kunci dari investasi itu peningkatan daya saing kita. Investasi secara menyeluruh mungkin turun, tapi kita juga masih terus berkompetisi dengan negara lain. Jadi sekarang kuncinya daya saing kita bisa sejauh mana melebihi negara lain," jelas Shinta usai Press Conference ABAC Meeting di Hotel Shangri-La, Jumat (26/4/2019).
Hal kedua yang perlu diperhatikan, menurut dia, adalah kualitas dari investasi asing yang akan masuk.
"Kita sedang mencoba membenahi industrialisasi kita dari hulu ke hilir. Jadi tidak hanya dari volume yang harus diperhatikan, tapi juga jenis investasi yang masuk," jelasnya.
![]() |
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution optimis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2020 dapat mencapai 5,6%.
"Sepertinya kita mau mengejar itu. Itu optimis ya. Kalau didukung langkah-langkah yang betul, kenapa tidak?," kata Menko usai memberikan ceramah di Politeknik Keuangan Negara STAN, Kamis (24/4/2019) sore.
Menurut Darmin, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 5,6% di tahun depan, pemerintah perlu menggenjot pertumbuhan investasi ketimbang konsumsi rumah tangga.
"Kita nggak perlu konsumsi naiknya sampai 6 persen, cukup 5,1-5,2 persen. Yang terpenting adalah investasinya naik," jelas Darmin.
Simak video terkait pertumbuhan ekonomi RI di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/2GAONBl
April 27, 2019 at 01:37AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau Ekonomi RI Tumbuh 5,2% di 2019, Ini Syarat dari Pengusaha"
Post a Comment