
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan perolehan kontrak tersebut paling besar berasal dari proyek-proyek infrastruktur, paling besar disumbangkan dari pekerjaan Tol Indrapura yang merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera.
"Perolehan kontrak tersebut terdiri dari Tol Indrapura kisaran Rp 1,1 triliun, overlay Bandara International Minangkabau Rp 75 miliar, trans south road Rp 175 miliar dan Pelabuhan Patimban Rp 94 miliar," kata Benny di Graha Subyanto, Rabu (10/4).
Jumlah tersebut menggenapkan jumlah orderbook perusahaan hingga akhir Maret 2019 ini menjadi senilai Rp 15 triliun.
Sementara itu, hingga pertengahan tahun perusahaan menargetkan bisa mengantongi nilai kontral mencapai Rp 3 triliun-Rp 3,5 triliun.
Beberapa kontrak baru yang tengah dibidik perusahaan antara lain adalah Pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, pekerjaan soil improvement dan kontrak pekerjaan jasa pertambangan batu bara milik swasta di wilayah Kalimantan.
Selain itu, Benny mengakui bahwa pihaknya tengah membidik kerja sama dan tender dari perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), yakni untuk pekerjaan di tambang batu bara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan tambang kabur milik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
"Pertambangan masih swasta, BUMN belum ada. Skemanya kerja sama tambang dengan ukuran small to medium. Targetnya untuk perusahaan yang belum ada kapasitas untuk produksi, ini kita lakukan bersama dengan pengusaha. Kita yang jasa tambang dan ada hak penjualan batu bara, jadi tidak cuma kontrak tambang tapi juga jual batu bara," jelas dia.
Proyek Patimban
Selain itu, PP Presisi juga membidik kontrak kerja di proyek pembangunan Pelabuhan Patimban untuk bidang soil improvement. Target ini sejalan dengan langkah perusahaan yang saat ini sedang melakukan negosiasi untuk mengakuisisi perusahaan di bidang tersebut yang ditargetkan dapat rampung pada pertengahan tahun ini.
Benny mengatakan bidang usaha ini memiliki potensi pasar yang tinggi seperti untuk proyek bandara, dermaga dan beberapa tol dengan pekerjaan yang lebih kompleks.
"Perbaikan struktur tanah, pemadatannya, misal bandara atau dermaga. Tol Semarang-Demak misalnya karena melewati rawa jadi ada special treatment ... salah satu proyek yang dibidik yaitu Pelabuhan Patimban," kata Benny.
Dia menjelaskan bahwa perusahaan yang akan diakuisisi merupakan perusahaan lokal yang sudah biasa menggarap proyek-proyek milik badan usaha milik negara (BUMN).
Salah satu pertimbangan perusahaan untuk melakukan ekspansi di bidang ini adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan belum adanya perusahaan lokal yang bekerja di bidang yang sama. Selama ini proyek sejenis masih dikuasai oleh perusahaan soil improvement milik asing.
Untuk membiayai akuisisi tersebut, PP Presisi telah menyiapkan dana yang dianggarkan dari belanja modal perusahaan tahun ini yang senilai Rp 1 triliun.
"Untuk berapa nilai akuisisinya saya belum bisa sampaikan, karena masih proses due diligence dan negosiasi dengan perusahaan tersebut," kata dia.
(hps)
http://bit.ly/2P9bwZj
April 11, 2019 at 02:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bidik Proyek Patimban, Kuartal I PPRE Raih Kontrak Rp 1,6 T"
Post a Comment