
Jika kondisi ini terus bertahan hingga akhir perdagangan, ini berarti indeks acuan bursa Negeri Singa akan mencatatkan reli 5 hari beruntun.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 21 mencatatkan kenaikan harga, 5 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Tampaknya risk appetite pelaku pasar masih membuncah karena rilis data ekonomi China yang di luar ekspektasi.
Minggu lalu, beberapa kali gerak investor dibatasi karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global tahun ini setelah Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk ketiga kalinya.
Managing Director IMF Christine Lagarde dan koleganya memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 3,3% pada 2019, melambat dibandingkan proyeksi Januari yaitu 3,5%.
Hal ini kemudian yang menjelaskan, mengapa rilis data ekonomi China yang menunjukkan rebound memantik risk appetite investor.
Pemerintah Negeri Tiongkok berhasil menorehkan capaian fantastis di bulan Maret dengan mencatatkan surplus neraca perdagangan hingga US$ 32,64 miliar. Angka ini jauh di atas konsensus yang sebesar US$ 7,05 miliar, dilansir Trading Economics.
Lebih lanjut, China juga mencatat data penyaluran kredit yang meroket 90,78% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret, jumlah kredit tersalurkan mencapai CNY 1,69 triliun, sedangkan Februari hanya tercatat CNY 885,8 miliar.
Jika negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus membukukan data ekonomi yang menggembirakan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa perlambatan ekonomi global seperti yang diproyeksikan IMF dapat terbantahkan.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
http://bit.ly/2UBIkQr
April 15, 2019 at 03:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dibuka Menguat, Straits Times Berpotensi Reli 5 Hari"
Post a Comment