Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi tipis hari ini, sehingga berpotensi melanjutkan tren koreksi yang terjadi sejak awal pekan lalu. Koreksi masih terjadi di tengah kondisi ancaman perang dagang dan perlambatan ekonomi dunia, terutama dari pengumuman pertumbuhan ekonomi beberapa negara utama dunia pekan ini. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 0,8 basis poin (bps) menjadi 7,22%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 29 Apr'19
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 26 Apr'19 (%) |
Yield 29 Apr'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar IBPA 25 Apr'19 |
FR0077 |
5 tahun |
7.212 |
7.22 |
0.80 |
7.1669 |
FR0078 |
10 tahun |
7.778 |
7.782 |
0.40 |
7.7343 |
FR0068 |
15 tahun |
8.222 |
8.226 |
0.40 |
8.1935 |
FR0079 |
20 tahun |
8.33 |
8.326 |
-0.40 |
8.2946 |
Avg movement |
|
|
|
0.30 |
|
Sumber: Refinitiv Arus dana asing yang masuk ke pasar SUN saat ini tercatat Rp 10,63 triliun selama sepekan, dan sejak awal tahun nilainya sudah mencapai Rp 70,41 triliun. Angka kepemilikan-nya masih positif dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir tersebut menunjukkan investor asing menggenggam 38,48% dari total beredar Rp 2.504 triliun berdasarkan data per 25 April. Koreksi di pasar surat utang hari ini juga tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas yang naik 0,03%, sedangkan rupiah masih terkoreksi 0,04% terhadap dolar AS. Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan ramai terjadi yaitu di Brasil, India, Rusia, Singapura, Thailand, dan Afsel. Di negara maju, penguatan di alami pasar bund Jerman dan OAT Perancis.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
Negara |
Yield 26 Apr'19 (%) |
Yield 29 Apr'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil |
8.98 |
8.97 |
-1.00 |
China |
3.415 |
3.42 |
0.50 |
Jerman |
-0.018 |
-0.021 |
-0.30 |
Perancis |
0.353 |
0.352 |
-0.10 |
Inggris |
1.142 |
1.145 |
0.30 |
India |
7.451 |
7.408 |
-4.30 |
Jepang |
-0.044 |
-0.035 |
0.90 |
Malaysia |
3.784 |
3.79 |
0.60 |
Filipina |
6.006 |
6.006 |
0.00 |
Rusia |
8.29 |
8.26 |
-3.00 |
Singapura |
2.182 |
2.176 |
-0.60 |
Thailand |
2.46 |
2.455 |
-0.50 |
Amerika Serikat |
2.498 |
2.5 |
0.20 |
Afrika Selatan |
8.59 |
8.575 |
-1.50 |
Sumber: Refinitiv TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Let's block ads! (Why?)
http://bit.ly/2PD8FYQ
April 29, 2019 at 06:02PM
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Hajar Monster Plastik, Menteri Susi dan 'Slank' Serbu Monas[unable to retrieve full-text content]
Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti menggelar pawai kampanye u… Read More...
Strategi ABMM Hadapi Fluktuasi Harga Batu Bara[unable to retrieve full-text content]
ABMM terus berupaya melakukan peningkatan kapasitas prod… Read More...
Terungkap, Biaya Bersalin RS Elit Jakarta Sentuh Rp 60 Jutaan
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang bilang berpikir matang sebelum menikah. Ada benarnya juga, m… Read More...
Biaya Bersalin Mahal, Angka Kematian Ibu RI Masih Tinggi?Jakarta, CNBC Indonesia - Mungkin masih banyak kalangan yang beranggapan bahwa proses kehamilan zama… Read More...
Modern, Nelayan Sukabumi Kini Pancing Ikan Pakai Aplikasi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Kemaritiman, PT Bank Negara Indonesia TBk (BBNI),… Read More...
0 Response to "Ekonomi Dunia Melambat, Tren Koreksi Obligasi RI Berlanjut"
Post a Comment