
Potensi perang dagang antara AS dengan Uni Eropa menjadi faktor utama yang menekan laju bursa saham Benua Kuning. Pada hari Rabu (10/4/2019) waktu setempat atau Kamis (11/4/2019) waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump kembali menyerang Uni Eropa melalui sebuah cuitan di Twitter.
"Sayang Uni Eropa bersikap sangat keras kepada Inggris dan Brexit. Uni Eropa juga merupakan mitra dagang yang brutal dengan AS, di mana hal ini akan berubah. Terkadang dalam hidup Anda harus membiarkan orang bernafas sebelum semuanya berbalik menghampiri Anda!" kecam Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kekesalan Trump ini masih mengacu kepada tudingannya bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang kelewat besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" cuit Trump pada tanggal 9 April.
Di sisi lain, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari damai dagang AS-China yang kian terasa. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kedua negara sudah hampir mencapai kesepakatan terkait dengan mekanisme penegakan yang akan digunakan untuk memastikan bahwa China mematuhi segala komitmennya di bidang perdagangan.
"Kami sudah hampir sepakat mengenai mekanisme penegakan. Kami telah setuju bahwa kedua pihak akan mendirikan kantor yang akan mengurus isu-isu yang ada (terkait dengan penegakan kesepakatan dagang)," papar Mnuchin kepada CNBC International pada hari Rabu.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
http://bit.ly/2uVOeN2
April 12, 2019 at 12:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gara-Gara Perang Dagang, Bursa Saham Asia Ditutup Bervariasi"
Post a Comment