Search

H-1 Nyoblos, Jokowi atau Prabowo yang Buat Rupiah Perkasa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat ekonomi dan ekonom perbankan berpendapat, pemilihan umum yang tinggal sehari lagi sangat mempengaruhi posisi rupiah, termasuk aliran modal.

Dari beberapa pengamat ekonomi dan ekonom perbankan yang dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2019) seluruhnya mengatakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini cenderung stabil, bahkan ada yang mengatakan flat. Rupiah diproyeksikan sulit untuk menguat optimal, karena besok Indonesia akan berpesta demokrasi dan juga libur akhir pekan yang cukup panjang.

Sementara untuk aliran modal portofolio, rata-rata pengamat ekonomi dan ekonom perbankan memproyeksi pemilihan umum tidak terlalu berpengaruh, pasalnya faktor dalam negeri seperti neraca dagang, inflasi, dan lainnya cukup positif. Begitu pula dengan faktor eksternal yang perlahan mulai menunjukkan sentimen positif.


Namun, terkait foreign direct investment atau FDI, seluruh pengamat ekonomi dan ekonom perbankan menjelaskan para investor memilih 'wait and see' atau menunggu hasil pemilihan umum. Hal ini karena para investor ingin mengetahui terlebih dahulu siapa presiden terpilih dan bagaimana kebijakannya ke depan.

Lantas, bagaimana yaa pengaruh masing-masing calon presiden dan wakil presiden terhadap FDI?

Nah, berikut penjelasan lengkap masing-masing pengamat ekonomi dan ekonom perbankan terkait pengaruh pemilihan umum terhadap kinerja rupiah, termasuk aliran modal:

1. Kepala Ekonom BCA, David Sumual

Rupiah

Kepala ekonom BCA, David Sumual memproyeksi kinerja rupiah akan cenderung flat, meski faktor dalam negeri dan eksternal sama-sama menunjukkan tren positif.

"Kecenderungan flat, dari dalam negeri memang neraca dagang positif, kemudian eksternal seperti negosiasi dagang AS dan China juga sentimennya positif, jadi nilai tukar rupiah mungkin stabil di Rp 14.000 - 14.100 per US$ 1," ujarnya melalui wawancara via telepon dengan tim CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2019).

Ia melanjutkan, rupiah tidak dapat memaksimalkan penguatan, lebih karena besok Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum, dan juga libur akhir pekan yang panjang.

Pengaruh Pemilihan Umum Terhadap Aliran Modal

Terkait pengaruh pemilihan umum terhadap aliran modal, ia hanya menjawab, dari pengamatannya aliran modal dalam pasar keuangan masih cukup stabil.

Namun terkait FDI, menurutnya investor akan memilih menunggu hasil pemilihan umum.

"[FDI] tergantung pemilu besok ya berjalan lancar atau tidak, hasilnya bagaimana akan diperhatikan investor. Karenakan investor menunggu kebijakan [presiden terpilih], kemudian terbentuknya kabinet baru, itu saja masih lama, mungkin masih sekitar Bulan Oktober baru selesai."

"Intinya mereka [investor] menunggu kabinetnya juga. Di Indonesia bukan hanya presidennya siapa, tapi menterinya juga penting, kebijakannya seperti apa."

"Kalau di bursa atau pasar uang, kalau besok berjalan aman ya jadi sentimen positif."

2. Direktur Riset Center of Reform Economics (CORE), Piter Abdullah

Rupiah

Sama seperti proyeksi David Sumual, Direktur Riset Center of Reform Economics (CORE), Piter Abdullah juga memproyeksi kinerja rupiah stabil hari ini. Jika rupiah terpaksa terdepresiasi, pelemahannya pun diproyeksikannya tidak akan terlalu dalam.

"Rupiah hari ini saya perkirakan akan bergerak stabil. Kalaupun melemah saya yakin tidak signifikan."

"Ini wajar menjelang hari pemilu besok. Tapi rupiah bisa juga menguat apabila pasar meyakini calon tertentu yang akan memenangkan pemilu."

Pengaruh Pemilihan Umum Terhadap Aliran Modal

Piter menjelaskan, terdapat dua jenis aliran modal, yakni portofolio dan FDI. Untuk portofolio, berdasarkan dari pengamatannya terhadap pemilihan umum sebelumnya, aliran modal tidak terlalu terdampak. Bahkan, ia melihat aliran modal portofolio di tahun ini justru mengalir deras.

"Terkait aliran modal kita tahu investor ada dua mba, investor portfolio dan investor FDI. Untuk portfolio saya kira sejauh ini melihat pemilu-pemilu yang lalu mereka tidak banyak terpengaruh."

"Tahun ini juga demikian, aliran modal portfolio justru mengalir deras. Mereka tidak begitu khawatir terhadap pemilu."

Namun, kondisi yang berbeda terjadi pada FDI. Ia menekankan, FDI sangat dipengaruhi oleh pemilu. Ia mengatakan, hal ini terlihat dari menurunnya FDI Indonesia menjelang pemilu.

Banyak investor memilih menunggu hasil pemilu. Jika presiden petahana (Joko Widodo) memenangkan pemilu, ia memprediksi FDI akan meningkat, ketimbang jika oposisinya (Prabowo Subianto) yang memenangkan pemilu. Hal ini karena investor sudah tahu terkait pola kerja dan kebijakan Joko Widodo.

"Investor FDI agak berbeda, mereka umumnya lebih hati-hati, cenderung 'wait and see'. Terlihat FDI kita di tahun 2018 yang menurun. Saya kira FDI baru akan kembali bergerak setelah pemilu. Terutama bila pemerintah yang baru nanti, siapapun presidennya, benar-benar melakukan kebijakan di berbagai bidang yang secara signifikan memperbaiki kemudahan investasi."

"Kalau incumbent yang menang, investor portofolio akan senang, demikian juga dengan investor FDI. Pasar saham akan marak. Tapi FDI tidak secara langsung naik. Masih bergantung faktor-faktor kemudahan merealisasikan investasi."

3. Ekonom Permata Bank, Joshua Pardede

Rupiah

Tidak berbeda dengan dua ekonom sebelumnya, Josua Pardede juga memproyeksikan rupiah stabil. Menurutnya, pergerakan rupiah akan sangat terbatas.

"Nilai tukar rupiah cenderung stabil dan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini, di kisaran Rp 14.060-14.070 per dollar. Dikarenakan pelaku pasar masih menantikan hasil pemilu yang akan digelar besok. Pelaku pasar berharap pemilu dapat berjalan aman dan kondusif, dan apapun hasil pemilu nanti dapat diterima oleh semua peserta pemilu sehingga tetap menjaga stabilitas politik dan keamanan."

"Rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 14.000-14.150 per US$ 1 dalam jangka pendek ini."

Pengaruh Pemilihan Umum Terhadap Aliran Modal

Ketika ditanya terkait Pengaruh pemilu Terhadap aliran modal, penjelasan Joshua juga serupa dengan ekonom lainnya.

"Menurut saya, investasi di sektor riil baik PMDN dan PMA akan cenderung meningkat kembali pasca keluarnya hasil pemilu nanti."

"Jika incumbent yang menang, investor mengharapkan bahwa reformasi struktural akan kembali dilanjutkan. Meskipun dampak dari paket-paket kebijakan belum terlihat, namun pelaku pasar melihat bahwa dalam lima tahun mendatang, incumbent masih akan melanjutkan pembenahan di isu-isu structural seperti; mendorong peningkatan kualitas SDM melalui program pendidikan vokasional, serta link and match dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat menarik investasi di sektor riil, khususnya sektor industri manufaktur yang masih menjadi pendorong utama perekonomian Indonesia."

(dru)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2ZikGY7
April 16, 2019 at 10:03PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "H-1 Nyoblos, Jokowi atau Prabowo yang Buat Rupiah Perkasa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.