Mata uang Jepang yang juga dianggap sebagai safe haven (instrumen investasi berisiko rendah) tersebut sempat bergerak menyentuh level 111,455/US$, terlemah sejak 20 Maret tahun ini.
Satu sentimen yang menggerakkan yen jepang ialah proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Ekonomi Inggris diperkirakan akan mengalami kelesuan dalam beberapa bulan mendatang setelah kekhawatiran hard Brexit kembali muncul ke permukaan.
Sektor jasa diperkirakan akan terlebih dahulu terkontraksi untuk pertama kalinya sejak Juli 2016.
Indeks Pembelian Manajer (IHS Markit / CIPS layanan jasa IHS turun hingga 48,9 untuk bulan Maret, sedangkan pada Februari masih di angka 51,3, lebih rendah dari semua perkiraan jajak pendapat para ekonom yang dihimpun Reuters.
Pergerakan USD/JPY
Yen Jepang diperkirakan masih akan melemah karena belum mampu melewati garis rata-rata harganya dalam lima hari (moving average/MA5).
Pada Rabu sore (3/4/2019), JPY melemah 0,13% pada level 111,48/US$. JPY diperkirakan melemah dalam jangka pendek menguji level penahan pelemahan (support) pada level 111,7/US$.
Sumber: Refinitiv
|
Ruang pelemahan JPY terlihat cukup terbuka secara momentum, karena mata uang negeri matahari terbit tersebut belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang menguji tingkat kejenuhan suatu pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)
https://ift.tt/2UwGKyg
April 04, 2019 at 03:40AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Karena Brexit, Yen Jepang Sentuh Level Terlemah"
Post a Comment