Bank-bank sentral telah membeli emas di level yang tidak terjadi dalam 50 tahun terakhir sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa agar tidak hanya bergantung pada mata uang, termasuk dolar AS.
Kekhawatiran terhadap ekonomi global dan masalah geopolitik termasuk perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah menambah ketidakpastian, yang sering menguntungkan emas dan dianggap sebagai aset safe haven. Aset-aset ini cenderung mempertahankan atau meningkatkan nilainya bahkan selama turbulensi pasar.
Emas diperdagangkan di sekitar US$ 1.286,646 per ounce Selasa (16/4/2019) siang, dilansir dari CNBC International.
Harga emas telah bergerak dalam kisaran US$ 1.217 hingga US$ 1.330, menurut Martin Huxley, kepala logam mulia global perusahaan jasa keuangan INTL FCStone di Singapura. Tapi ia bilang semua itu bisa berubah.
"Saya pikir kami memperkirakan emas akan terus diperdagangkan cukup banyak dalam kisaran harga itu untuk beberapa bulan mendatang," kata Huxley kepada CNBC International.
"Tapi selama paruh kedua tahun ini kami perkirakan harganya akan lebih tinggi, dan berpotensi mencapai 1.400 menjelang akhir tahun," tambahnya, merujuk pada harga emas per ounce dalam dolar.
Huxley mengatakan sinyal The Fed yang tidak akan lagi menaikkan suku bunga tahun ini telah membantu meningkatkan prospek harga emas dan logam lainnya.
"Pandangannya adalah tidak akan ada kenaikan suku bunga tahun ini, yang lagi-lagi akan mendukung sektor logam mulia," kata Huxley.
Huxley tidak sendirian dalam pandangannya tentang emas. Analis logam Suki Cooper dari Standard Chartered mengatakan bulan lalu dia memperkirakan harga emas akan bergerak lebih tinggi tahun ini.
"Kami memprediksikan emas mengakhiri tahun ini di posisi yang kuat," kata Cooper pada CNBC's "Futures Now".
"Pada kuartal keempat kita akan melihat harga emas mencapai tertinggi yang kita lihat pada 2018 dan 2017, dan berpotensi menyamai level tertinggi dari lima tahun lalu."
Huxley, yang menjalankan kegiatan penjualan dan perdagangan perusahaannya, juga mengatakan bank sentral seluruh dunia membeli 650 metrik ton emas yang dilaporkan tahun lalu, jumlah yang dikatakannya sekitar 15% dari pasar global.
"Dan memutar mundur waktu mungkin 10 tahun, sebelum krisis keuangan, bank sentral adalah penjual emas bersih dan sekarang ada perputaran yang dramatis, mungkin perputaran seribu ton," katanya.
Dia mengatakan perpindahan aset ke emas tidak hanya dilakukan oleh negara-negara seperti Rusia dan Kazakhstan, namun bank sentral di Polandia, Hungaria, Filipina dan, baru-baru ini, China juga ikut bergabung.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
|
"Fakta bahwa bank sentral dan sektor resmi mendiversifikasi cadangan devisa mereka, saya pikir, adalah pernyataan yang sangat positif untuk sektor ini," katanya.
Huxley juga mengatakan kekhawatiran terhadap perdagangan global, ketidakpastian politik di Amerika Serikat (yang menghadapi pemilihan presiden tahun depan), dan masalah di Uni Eropa, adalah masalah yang harus dipertimbangkan untuk investor.
"Saya pikir faktor-faktor itu umumnya akan mendukung harga emas," katanya. (prm)
http://bit.ly/2GejL20
April 16, 2019 at 11:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Siap-siap, Harga Emas Bakal Makin Kinclong di 2019"
Post a Comment