Search

Tiket Pesawat Mahal, Hotel Berbintang Sepi

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Februari 2019 mencapai 52,44% atau turun 3,77 poin dibandingkan TPK Februari 2018 yang sebesar 51,47%.

Beberapa waktu lalu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) beberapa waktu lalu menyebut, menurunnya tingkat hunian kamar tak lepas dari mahalnya harga tiket pesawat.

Apakah benar, penurunan tingkat hunian hotel disebabkan karena harga tiket pesawat yang mahal?


"Kemungkinan shifting dari hotel non berbintang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (1/4/2019).

Data otoritas statistik menunjukkan, penurunan tertinggi tingkat hunian kamar hotel berbintang terjadi di Nusa Tenggara Timur, yakni sebesar 13,54 poin, diikuti oleh Papua 13,14 poin, dan Sumatera Selatan 12,51 poin.

Menariknya, NTT masuk sebagai satu dari 10 daerah yang mengalami kenaikan tarif angkutan udara tertinggi. Posisi NTT, terutama di wilayah Maumere, berada dalam 5 besar tarif angkutan udara tertinggi yakni 16%.

Tak hanya itu, kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ternyata membuat jumlah penumpang angkutan tranportasi udara anjlok signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (1/4/2019), jumlah penumpang angkutan transportasi udara hanya 5,63 juta orang, anjlok dari jumlah penumpang pada Januari mencapai 6,56 juta orang.

"Jumlah penumpang angkutan udara turun jauh," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers.

Data BPS menunjukkan, penurunan jumlah penumpang angkutan udara tak hanya terjadi secara periode bulan ke bulan, melainkan juga secara tahun ke tahun.

Pada periode sama tahun lalu, jumlah penumpang transportasi angkutan udara mencapai 6,91 juta orang. Sementara pada Februari tahun ini, jumlah penumpang hanya 5,63 juta orang.

Suhariyanto menjelaskan, 'sepinya' penumpang pesawat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya, adalah persoalan kenaikan harga tiket pesawat yang diberlakukan maskapai.

"Ada berbagai alasan. Pertama memang Februari jumlah hari lebih pendek. Kedua memang persoalan harga tiket," jelasnya.

Meski demikian, Suhariyanto menegaskan, bahwa penurunan jumlah penumpang hanya terjadi di penerbangan domestik. Sementara penerbangan internasional, tidak terlalu berdampak. (dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2U9zb1r
April 01, 2019 at 10:30PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tiket Pesawat Mahal, Hotel Berbintang Sepi"

Post a Comment

Powered by Blogger.