Pada penutupan perdagangan sesi I pukul 12:00 WIB, Senin ini (27/5/2019), saham PTBA diperdagangkan pada level Rp 2.890/saham atau menguat tipis 0,35%. Volume transaksi mencapai 11,3 juta unit senilai Rp 32 miliar.
Dalam 6 hari terakhir, saham PTBA naik 2,85%, kendati secara tahun berjalan saham perusahaan batu bara ini minus 33%. Tim Riset CNBC Indonesia menilai aksi lepas saham treasuri milik perusahaan ini turut mempengaruhi kinerja harga saham di pasar, di tengah penurunan kinerja keuangan.
Corporate Secretary Bukit Asam Suherman sebelumnya mengatakan penjualan saham treasuri, hasil pembelian kembali (buyback), ini dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada 2 April 2019 dan 8 Mei 2019. Total saham yang dijual mencapai 553,89 juta saham.
PTBA memperoleh capital gain hingga 49% atau sekitar Rp 948,29 miliar atas penjualan saham treasuri tersebut dibandingkan dengan rata-rata pembelian saham tersebut pada periode 2013-2015. Secara total dana yang diperoleh dari penjualan saham ini mencapai Rp 1,95 triliun.
Pembeli saham treasuri adalah Inalum sebagai pemegang saham PTBA. Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.
Sepanjang kuartal I-2019, kinerja laporan keuangan PTBA masih kurang menggembirakan. Total penjualan turun 5,71% menjadi Rp 5,33 triliun dari sebelumnya Rp 5,748 triliun. Akibatnya, laba bersihnya turun sebesar 21% dari Rp 1,47 triliun di kuartal I-2018, menjadi Rp 1,15 triliun pada kuartal I-2019.
Simak ulasan strategi bisnis PTBA 2019.
[Gambas:Video CNBC]
(yam/tas)
http://bit.ly/2MpPYKf
May 27, 2019 at 08:26PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anjlok 28% Sebulan, Saham Bukit Asam Bangkit Lagi"
Post a Comment