Search

Bergerak Liar Sesi I, Begini Valuasi Saham Konstruksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan bursa Indonesia sesi I, saham-saham emiten kosntruksi ramai ditransaksikan. Bahkan ada yang mencatatkan cuan hingga 3,8%, yaitu PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Emiten properti lain yang harga sahamnya juga melesat PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (3,76%), PT Adhi Karya Tbk/ADHI (3,11%), PT PP Tbk/PTPP (2,22%), PT Waskita Karya Tbk/WSKT (1,5%) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk/WEGE (1,49%).


Yang menjadi pertanyaan, apakah memang saham emiten properti tersebut layak dikoleksi?

Investor dapat menggunakan salah satu bentuk analisis fundamental yang cukup populer, yaitu price-earning-ratio/PER.

PER dihitung dengan membagi cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham. Hasil perhitungan PER dapat diimplikasikan sebagai seberapa besar ekspektasi investor terhadap return (imbal hasil) emiten.

Emiten dikatakan relatif mahal (overvalued) ketika PER-nya lebih besar dibanding PER Industri. Sebaliknya emiten disebut relatif murah (undervalued) ketika nilai PER-nya lebih rendah dibanding PER industri. Perlu diingat, jika perusahaan mencatatkan kerugian, maka PER tidak dapat dihitung.

Saham Emiten Konstruksi Cuan 3,8%, Simak ValuasinyaFoto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai PER untuk industri properti adalah 16 kali.

Alhasil dari tujuh emiten properti tersebut, emiten ACST dan JKON terbilang memiliki harga yang relatif mahal karena perolehan PER-nya jauh di atas peroleh PER industri.

Alhasil, berdasarkan analisis fundamental, kecil kemungkinan harga saham kedua emiten tersebut untuk terus tumbuh. Hal ini terutama berlaku untuk emiten ACST, karena jika dibandingkan enam emiten property lainnya, perolehan laba perusahaan dan margin bersih yang dibukukan paling kecil.

Sepanjang tahun 2018, ACST hanya mencatatkan laba bersih Rp 17,79 miliar dengan margin bersih berada di kisaran 1,66%.

Di lain pihak, emiten WSKT, WEGE, PTPP, ADHI, WIKA memiliki harga yang relatif murah karena nilai PER emiten yang lebih rendah dibanding PER industri. Jadi, kemungkinan harga saham kelima emiten tersebut untuk naik masih lebih besar.

Di antara emiten dengan harga yang relatif murah, kinerja keuangan WSKT bisa dibilang yang paling oke.

Pasalnya tahun lalu, salah satu emiten milik pemerintah ini, menorehkan margin bersih hingga 8,12% dan berhasil mencatatkan laba fantastis sebesar Rp 3.96 triliun. Dengan demikian, bukan tanpa sebab jika emiten WSKT memimpin di sektor konstruksi dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 27,56 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2UzMJ6k
April 15, 2019 at 08:43PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Bergerak Liar Sesi I, Begini Valuasi Saham Konstruksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.