Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood menuturkan, kedaulatan energi akan tetap menjadi seruan pemerintah dan membatasi impor minyak yang mahal sebagai prioritas kebijakan. Ini menunjukkan, pembatasan ekspor minyak mentah akan tetap diberlakukan.
"Pemilu tidak akan membalikkan tren statistik di sektor hulu migas. Pertamina akan tetap berada di posisi terdepan untuk mengambil alih PSC yang akan segera berakhir," ujar Andrew dalam keterangan resminya, Selasa (16/4/2019).
Selain itu, ia juga menilai, upaya untuk meningkatkan investasi agak sedikit terlambat, karena banyak operator besar telah keluar dari bisnis atau mengurangi ambisi mereka untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kemajuan yang lambat dalam proyek-proyek strategis nasional, seperti tanda tangan PSC Rokan dan persetujuan pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, juga memberikan sinyal ketidakpastian bagi para investor," tambah Andrew.
Sedangkan terkait revisi UU Migas, Andrew melihat pembahasannya masih akan terus dilanjutkan, tetapi bukan menjadi prioritas bagi pemerintahan berikutnya.
"Revisi UU Migas masih akan dibahas, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa berakhirnya ketidakpastian hukum selama bertahun-tahun ini merupakan prioritas bagi pemerintahan berikutnya," imbuhnya.
Selain itu, dari sektor pertambangan, Andrew menilai, batu bara termal akan tetap menjadi andalan dalam bauran energi di Indonesia, meskipun ada dukungan untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan.
Adapun, Analis Politik Senior Verisk Maplecroft Hugo Brennan menambahkan, pihaknya melihat pemerintahan berikutnya tetap pada rencana untuk menerapkan larangan penuh pada ekspor mineral yang belum diolah, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Januari 2022.
"Pemerintah akan terus menunjukkan perlakuan istimewa untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebagai bagian dari upayanya untuk mengubah 'juara' pertambangan milik negara menjadi pemain global," kata Hugo.
"Persyaratan divestasi paksa untuk penambang asing sangat tidak mungkin dibatalkan, sehingga akan terus menghalangi investasi baru di proyek-proyek tambang. Sekarang, semua mata akan tertuju pada bagaimana Freeport McMoRan mengoperasikan tambang Grasberg karena hanya memegang saham minoritas," pungkasnya.
(gus/gus)
http://bit.ly/2GoTbV7
April 16, 2019 at 11:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Pemilu, Bagaimana Nasib Proyek Migas Raksasa RI?"
Post a Comment