Para peserta, baik Pilpres maupun Pileg saat ini sedang menunggu proses rekapitulasi hasil pemungutan suara yang telah terlaksana tersebut. Untuk perdagangan hari ini Senin (22/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung menguat menguji level 6.525.
Secara global, tiga indeks utama Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu berakhir dengan penguatan karena rilis data ekonomi AS cukup baik. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,42%, S&P 500 bertambah 0,16%, dan Nasdaq Composite terangkat tipis 0,02%.
Data penjualan ritel (retail sales) AS periode Maret diumumkan naik 1,6% month-on-month (MoM), tertinggi sejak September 2017. Angka tersebut jauh membaik dibanding bulan Februari yang mengalami penurunan 0,2% MoM.
Sementara penjualan ritel inti naik 1% MoM, membaik ketimbang Februari yang minus 0,3%. Penjualan ritel inti tersebut mencerminkan konsumsi rumah tangga dalam komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, perkembangan dialog dagang AS-China juga kembali mengembuskan angin segar. Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengungkapkan bahwa ada kemajuan baru dalam perundingan Washington-Beijing. Namun yang bersangkutan tidak memberikan elaborasi lebih jauh.
Dari dalam negeri, euforia dari pesta demokrasi atau Pemilu 2019 yang sudah terlaksana memberikan kepercayaan diri kepada para investor untuk masuk ke instrumen berisiko seperti saham.
Kepercayaan tersebut juga menghampiri investor asing yang lebih banyak membeli saham-saham yang ada di bursa. Asing mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar reguler yang mencapai Rp 1,4 triliun.
Secara teknikal, IHSG masih memberikan sinyal-sinyal menguat seiring dengan posisinya yang bertahan di atas rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5).
![]() |
Penguatan yang terjadi kemarin diikuti oleh kenaikan volume yang mencapai Rp 13 triliun, hal ini menandakan optimisme pelaku pasar akan kinerja IHSG kedepannya.
Ruang penguatan masih cukup terbuka bagi indeks karena belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur kejenuhan suatu pasar.
Karena hal tersebut, IHSG berpotensi menembus level penghalang kenaikannya (resistance) di level 6.525. Adapun level 6.500 dirasa akan menjadi penahan pelemahannya (support).
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2KUHrOn
April 22, 2019 at 03:19PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Effect Mulai Surut, IHSG Coba Tembus 6.525"
Post a Comment