Search

Proyek Migas Laut Dalam RI Bakal Molor 1,5 Tahun?

Jakarta, CNBC Indonesia- Selain proyek Lapangan Abadi Masela, Pemerintah masih punya pekerjaan rumah untuk menyelesaikan proyek pengembangan Ultra Laut Dalam/Indonesia Deepwater Development (IDD).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menuturkan, proyek IDD diperkirakan akan selesai lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Masela.


Hal ini juga disepakati oleh Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman. Ia menuturkan, saat ini yang dibahas hanya tinggal terkait kesepakatan jadwal penyelesaian proyek.

"Kalau soal angka-angka investasi sudah tidak ada masalah. Kuncinya sekarang pada jadwal. Kalau delay setahun akan membuat keekonomian proyek tergerus sehingga perlu ada diskresi," ujar Fatar ketika dihubungi, Rabu (10/4/2019).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dari pihak Chevron, memprediksikan ada risiko tertunda paling tidak 1-1,5 tahun karena pengalaman eksekusi proyek ini sebelumnya. Namun, lanjut Fatar, pihaknya melihat, semestinya jadwal tidak tertunda sampai selama yang diprediksikan Chevron.

Proyek Migas Laut Dalam RI Bakal Molor 1,5 Tahun?Foto: REUTERS/Marco Bello/File Photo

"Harusnya jadwal tidak delay sampai segitu lama, karena bisa kita kendalikan. Kalau kami bilang harusnya Kuartal IV 2023 bisa onstream," tutur Fatar.

Adapun, opsi diskresi yang disebutkan Fatar sebelumnya yakni seperti meminta tambahan insentif agar Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) mereka tidak banyak berubah. Bentuknya, lanjut Fatar, bisa macam-macam tergantung perhitungan keekonomian.

"Sejauh ini, dengan jadwal yang tidak tertunda, semua parameter keekonomian sudah OK. Kapan selesainya? Kami sedang menunggu respons dari Chevron tentang jadwal ini," pungkas Fatar.

Sebelumnya, setelah bolak-balik direvisi dan dievaluasi, pemerintah menjanjikan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/POD) untuk proyek ultra laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) akan rampung di kuartal I-2019.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan proposal POD tersebut sedang dalam tahap evaluasi akhir.

"Proposal POD selesai di kuartal I-2019, sehingga proyeknya bisa onstream lebih cepat," kata Arcandra di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Adapun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pengerjaan proyek IDD tengah menunggu persetujuan revisi POD I dari Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, POD-nya sudah masuk tahap finalisasi dan diperkirakan proyek yang digarap oleh Chevron Indonesia ini mulai berproduksi (on stream) pada kuartal pertama 2024.

Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak. Biaya pengembangan diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, dan ditargetkan masuk tahap desain rinci atau front end engineering design (FEED) dan contract awarding atau penunjukkan pemegang pada tahun ini.

"Dengan melihat progresnya, POD proyek IDD diprediksi akan rampung lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Blok Masela," ujar Dwi kepada media dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Rabu (16/1/2019). (gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2P59GIQ
April 10, 2019 at 10:40PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Proyek Migas Laut Dalam RI Bakal Molor 1,5 Tahun?"

Post a Comment

Powered by Blogger.