Search

Rupiah Jangan Sedih, Ada Banyak Teman untuk Meratap Bersama

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga penutupan pasar spot, Rabu (24/4/2019), mata uang kebanggaan rakyat Indonesia, rupiah, harus rela bertekuk lutut di hadapan kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS). 

Dibuka melemah 0,11% ke posisi Rp 14.085/US$ pagi hari tadi, rupiah menyelam semakin dalam hingga ditutup dengan koreksi sebesar 0,14% di level Rp 14.090 pukul 16:00 WIB.

Namun, setidaknya hari ini rupiah punya banyak teman untuk meratapi kekalahannya bersama. Pasalnya, hampir seluruh mata uang Asia merah pekat hari ini.

Hanya trio yuan China, yen Jepang, dan dolar Hong Kong yang mampu melawan dolar AS hari ini.

Mau bagaimanapun juga, dolar memang sedang perkasa hari ini. Hingga pukul 15:30 WIB, nilai Dollar Index (DXY) yang menggambarkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama dunia menguat 0,02% ke posisi 97,65. Bahkan itu hampir menyentuh titik tertinggi sejak Juni 2017. Jelas saja dolar AS mampu melibas hampir semua mata uang Asia.

Penyebabnya adalah investor yang hari ini agak takut untuk berinvestasi pada aset-aset berisiko akibat potensi perang dagang baru, antara AS dengan Uni Eropa kian meruncing.


Presiden AS Donald Trump sudah dengan jelas dan gamblang menyatakan keresahannya kepada Uni Eropa karena laba pabrikan motor Harley Davidson yang anjlok hampir 27% di kuartal I-2019.

Dalam tulisan yang dipublikasikan melalui akun Twitter pribadinya, Trump mengatakan bahwa kesulitan yang dialami Harley Davidson akibat bea impor sebesar 31% yang diterapkan oleh Uni Eropa. Dirinya juga kecewa dengan rencana Uni Eropa yang akan meningkatkan bea impor tersebut menjadi 66% pada 2021 mendatang.

Sebelumnya, pabrikan motor gede tersebut mengatakan bahwa terjadi penurunan laba akibat tiga faktor utama, yaitu:

  • Penurunan permintaan
  • Biaya impor bahan baku yang tinggi (ini karena AS sendiri yang memberi bea impor)
  • Bea impor yang dibebankan Uni Eropa terhadap produk Harley

"Sangat tidak adil bagi AS. Kami akan membalas!" tegas Trump.

Beberapa waktu lalu Trump juga telah mengungkapkan rencananya untuk memberlakukan bea masuk bagi produk-produk asal Uni Eropa yang senilai US$ 11 miliar.

Rencana tersebut muncul setelah Trump menuding bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang berlebih kepada perusahaan pesawat asal Perancis, Airbus. Ia menilai hal tersebut merupakan praktik persaingan tidak sehat.


Kalau sudah begini, skenario saling lempar tarif impor antara AS-Uni Eropa menjadi sangat mungkin. Seperti yang sudah terjadi antara AS-China tahun lalu.

Dalam kondisi yang serba tak pasti seperti ini, investor cenderung memilih safe haven sebagai pelarian investasi. Kali ini dolar AS menjadi pilihan primadona.

BERLANJUT KE HALAMAN 2

(taa/prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2ZvVcGz
April 25, 2019 at 12:30AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Rupiah Jangan Sedih, Ada Banyak Teman untuk Meratap Bersama"

Post a Comment

Powered by Blogger.