Usai Libur Paskah, Euro Tertekan Lagi di Pasar Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro terlihat tertekan jelang dibukanya kembali perdagangan di pasar Eropa setelah libur perayaan Paskah pada Senin (22/4/19) kemarin.

Rilis data aktivitas bisnis zona Eropa pekan lalu yang menunjukkan tanda-tanda pelambatan ekonomi kembali menghantui mata uang 19 negara ini.

Pada perdagangan Selasa ini (23/4/19) pukul 13:11 WIB, euro diperdagangkan di kisaran 1,1248 terhadap dolar AS dan di 125,84 terhadap yen Jepang.

Dolar AS sedang mendapat sentimen positif dari bank sentral AS, Federal Reserve/The Fed, yang memprediksi ekonomi Paman Sam akan tumbuh 2,8% di kuartal I tahun ini. Data pertumbuhan ekonomi AS akan dirilis pada Jumat ini (26/4/19).

Analisis Teknikal EUR/USD

Pasar Eropa Dibuka Kembali, Euro Tertekan Lagi

Grafik: EUR/USD Time Frame 30 Menit Sumber: MetaTrader 5

Pada time frame 30 menit, EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 (garis merah), 21 (garis hijau), dan 125 (garis biru).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) bergerak turun tetapi masih di level 0 yang menjadi pemisah antara sentimen bullish (naik) dan bearish (turun). Indikator Stochastic juga bergerak turun, tetapi masih jauh dari area jenuh jual (oversold).

EUR/USD terlihat tertahan di level support (batas bawah) 1,1246, jika mampu ditembus pasangan mata uang ini berpeluang turun ke 1,1223.

Sementara resisten (batas atas) terdekat di kisaran 1,1275 selama tidak ditembus, maka EUR/USD masih cenderung melemah.

Analisis Teknikal EUR/JPY

Grafik: EUR/JPY Time Frame 30 Menit Sumber: MetaTrader 5

Pasangan mata uang ini bergerak di kisaran MA 8 dan 21, namun di bawah MA 125. Indikator MACD bergerak turun namun masih di level 0. Sementara indikator Stochastic bergerak naik dan mendekati level jenuh beli (overbought).

Resisten terdekat di kisaran 126,04, selama tidak ditembus EUR/JPY masih cenderung bergerak turun. Support berada di kisaran 1,25,64, jika berhasil ditembus target selanjutnya ke area 125,34.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/tas)

Let's block ads! (Why?)