Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengakui, jika dibandingkan dengan awal tahun 2018, tren penerbitan obiligasi korporasi memang ada perlambatan. Sebab, di awal tahun 2018 lalu, Bank Indonesia (BI) belum menyesuaikan tingkat suku bunga acuan, sehingga banyak perusahaan menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi pada kuartal I-2019 juga cenderung masih landai akibat masih tingginya tingkat suku bunga.
"Tahun ini, memang kinerja obligasi korporasi masih soft sekali, karena memang suku bunga lebih tinggi. Ini lanjutan dari semester kedua 2018 yang berlanjut di awal tahun ini," kata Salyadi dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (8/4/2019).
Salyadi menjelaskan, penerbitan obligasi korporasi masih akan tergantung dari kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed Funds Rate/FFR).
"Kita asumsikan The Fed tidak naikkan suku bunga dan BI tidak ada kenaikan, ada kesempatan untuk pertumbuhan penerbitan obligasi karena yield dari Surat Utang Negara (SUN) cenderung lebih rendah dibandingkan semester kedua 2018," tutur dia.
![]() |
Menurut Salyadi, PEFINDO mendapat mandat penerbitan obligasi korporasi senilai Rp 43 triliun pada kuartal kedua, meningkat dari realisasi kuartal pertama tahun 2019 sebesar Rp 25 triliun.
"Maka ditargetkan nilai emisi obligasi korporasi pada semester pertama bisa mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun," kata dia.
Dijelaskan Salyadi, secara tren perusahaan menerbitkan obligasi untuk refinancing. Perusahaan, menurut dia, cenderung menerbitkan obligasi baru, tidak meminjam melalui perbankan, karena ada sejumlah kelebihan. Sebab itu, PEFINDO mencatat, sepanjang tahun 2019 ada Rp 113 triliun nilai obligasi korporasi yang akan jatuh tempo.
"Ada celah, momentum bagi mereka untuk penerbitan obligasi," tandasnya.
Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono menjelaskan, biasanya ada pola penurunan jumlah penerbitan obligasi korporasi di tahun politik. Ini lantaran penerbit dan investor masih cenderung wait and see, menanti hasil pemenang dari perhelatan pemilu untuk menentukan keputusan.
Di tahun 2014 misalnya, jumlah penerbitan obligasi korporasi hanya Rp 47,57 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya, Rp 58,56 triliun. Namun, di tahun 2015, kembali menanjak menjadi Rp 62,75 triliun.
"Berkaca pada hal yang sama, di tahun politik, secara historis cenderung ada penurunan yield curve," tukasnya.
Simak video terkait proyeksi penerbitan obligasi di kuartal II-2019 di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2OSW2bF
April 08, 2019 at 09:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tahun Politik, Penerbitan Obligasi Korporasi Tembus Rp 135 T?"
Post a Comment