Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan umum presiden dan wakil presiden berlangsung pada 17 April 2019. Namun sebelum peristiwa ini terjadi sempat viral sebuah video di media sosial yang memuat tentang komoditas batu bara yang disangkutpautkan dengan pejabat negara.
Selain itu, aksi akuisisi korporasi juga sempat terjadi di kuartal kedua 2019 ini.
Dari sekian banyak peristiwa di market yang terjadi sepanjang tahun ini, CNBC Indonesia merangkum kembali berita-berita terpopuler selama 2019, dimulai dari peristiwa market yang terjadi di pasar sepanjang April 2019.
1. Perhatian! Rabobank Indonesia Setop Operasi
Rabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia mengumumkan penghentian operasional di Indonesia secara bertahap mulai April ini setelah mulai beroperasi selama 29 tahun di Indonesia atau sejak tahun 1990.
Dalam surat pemberitahuan kepada para nasabah loyal perusahaan per 22 April 2019, manajemen Rabobank Indonesia menegaskan bahwa penghentian operasional tersebut akan dilakukan secara bertahap.
2. Kalah di Quick Count, Saham Perusahaan Sandiaga Anjlok 8%
Harga saham perusahaan milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) langsung melorot 8,07% usai rilis hasil hitung cepat atau quick count dari beberapa lembaga survei yang memenangkan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pada perdagangan pukul 10.18 WIB, Kamis (18/4/2019), saham SRTG anjlok 8,07% di level Rp 3.530/saham dengan nilai transaksi Rp 217,83 juta dengan volume relatif rendah 62.200 saham.
3. Menteri Rini: Kondisi Krakatau Steel Sangat Berat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui kondisi utang PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sangat berat sehingga tidak ada jalan lain selain melakukan restrukturisasi dengan melibatkan bank milik negara.
"Krakatau Steel memang sangat berat ya karena permasalahannya banyak yang sudah lama," ujar Rini, Senin (8/4/2019).
Ketika ditanya soal opsi penyehatan lainnya, Rini menyatakan tidak ada jalan lain selain restrukturisasi utang. Menurutnya, proses restrukturisasi utang pun telah berjalan.
4. Film "Sexy Killers" Viral, Saham-Saham Ini Menjadi Korban
Film "Sexy Killers" dirilis jelang pemilihan presiden (pilpres) dan menyedot perhatian karena menyorot beberapa pengusaha batu bara yang masuk dalam lingkaran kubu yang bersaing. Namun, efeknya terhadap saham mereka nyaris nihil kecuali terhadap saham-saham pertambangan secara umum.
Di laman youtube, versi lengkap film ini telah meraih 14,9 juta pemirsa hanya dalam 5 hari sejak dirilis pada 13 April 2019. Film ini bahkan disebut-sebut berpeluang membuat gelombang golput membesar karena menunjukkan besarnya kepentingan pebisnis batu bara di kedua capres.
Sebagaimana diketahui, pelaku usaha senantiasa memiliki tempat menentukan dalam ajang demokrasi karena mereka memiliki kekuatan dana untuk menjadi penyumbang dana kampanye partai atau tokoh politik tertentu, tidak terkecuali pengusaha batu bara.
5. Laporan Laba Janggal, Ini Surat Komisaris Garuda Indonesia
Dua komisaris PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyatakan keberatan terhadap Laporan Keuangan 2018, karena terdapat sejumlah kejanggalan dalam penerimaan perusahaan.
Keduanya adalah Chairal Tanjung dan Dony Oskaria yang merupakan Komisaris yang mewakili PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd, pemegang saham Garuda Indonesia dengan kepemilikan sebesar 28,08%.
Keberatan disampaikan karena adanya pendapatan Garuda Indonesia yang janggal dari kerjasama in-flight wifi dan dengan PT Mahata Aero Teknologi sebagai mitra. Penyataan keberatan tersebut disampaikan di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada Rabu (24/4/2019).
(tas/tas)https://ift.tt/2FaXimh
January 01, 2020 at 05:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Mula Skandal Lapkeu Garuda, hingga Beratnya Beban KRAS"
Post a Comment