Penguatan disebabkan belum ada sentimen negatif yang melawan sentimen positif dari damai dagang Amerika Serikat (AS)-China dan Santa Claus Rally yang terjadi di hampir seluruh instrumen investasi hingga hari ini di dalam negeri, baik pasar saham, obligasi, dan emas.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (30/12/19) memprediksi penguatan harga surat utang negara (SUN) tersebut masih akan dibarengi bayang-bayang aksi ambil untung (profit taking).
Profit taking berpotensi terjadi dan membalik arah penguatan menjadi koreksi karena reli harga obligasi rupiah pemerintah sudah terjadi lebih dari sepekan, tepatnya sejak 18 Desember.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil. Namun jangan lupa, hari ini rawan aksi profit taking!" ujar Nico dan tim dalam risetnya.
Akhir pekan lalu, penguatan harga SUN tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.Seri acuan yang paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 3,7 basis poin (bps) menjadi 7,68%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,84 triliun SBN, atau 38,68% dari total beredar Rp 2.752 triliun berdasarkan data per 26 Desember.Artinya, sejak awal bulan investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 2,96 triliun, sedangkan sejak akhir pekan lalu bulan masih surplus Rp 540 miliar. Angka kepemilikannya juga masih positif Rp 171,59 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas)
https://ift.tt/2MGJSCH
December 30, 2019 at 04:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga SUN Masih Bisa Reli, Profit Taking Membayangi!"
Post a Comment