Salah satunya adalah kritik yang dilayangkan media ekonomi berskala internasional yang berbasis di London, The Economist, mengkritik tajam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam empat tahun pemerintahannya.
Kritik yang dilayangkan Economist berkaitan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengedepankan geliat investasi untuk menarik investor asing
Kritik itu terungkap dalam artikel The Economist yang mengungkapkan beberapa faktor pendorong dan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (31/12/2019).
Majalah yang didirikan pada 1843 oleh James Wilson itu menyebutkan salah satu faktor yang mampu membantu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara, ialah investasi. Inilah yang hingga saat ini masih terus diupayakan pemerintah Indonesia.
"Ketika Jokowi menjabat, Bank Dunia menghitung bahwa tingkat pertumbuhan potensial Indonesia adalah 5,5%," tulis The Economist dalam artikelnya kala itu.
"Cara terbaik untuk meningkatkan jumlah itu adalah dengan menghidupkan kembali sektor manufaktur, meniru negara-negara Asia lainnya dengan menjadi bagian dari rantai pasokan global."
Dalam artikel tersebut dijelaskan, bahwa para investor merasa ragu untuk berinvestasi di Indonesia. Keraguan itu bukan tanpa alasan, dan pemerintah Indonesia harus berkaca untuk memperbaiki hal tersebut.
Kritik The Economist terhadap pemerintahan Jokowi pun menjadi salah satu berita terpopuler di CNBC Indonesia pada Januari 2019. Bagaimana cerita lengkapnya? Berikut rangkuman yang kami sajikan untuk Anda.
https://ift.tt/39sqpzB
December 31, 2019 at 04:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi vs The Economist"
Post a Comment