Aksi ambil untung (profit taking) membuat IHSG 0,47% ke level 6.299,54. Senin kemarin sekaligus menjadi perdagangan terakhir bursa saham Indonesia di 2019. Total sepanjang tahun ini, IHSG membukukan penguatan 1,7%.
Reli di bulan Desember menjadi penyelamat bursa kebanggaan Tanah Air. Total IHSG melesat 4,79%, sementara sepanjang Januari-November mengalami koreksi 2,95%.
Sepanjang tahun ini, terjadi net buy asing di semua pasar Rp 44,63 triliun, terdiri dari pasar reguler net sell Rp 23,39 triliun dan pasar nego dan tunai net buy Rp 68,02 triliun.
Berkebalikan dengan IHSG, rupiah justru perkasa. Mata Uang Garuda menguat 0,18% ke level Rp 13.920/US$. Rupiah melanjutkan performa impresif setelah mencatat penguatan empat pekan beruntun.
Dengan penguatan itu, total sepanjang tahun 2019 atau secara year-to-date (ytd) rupiah telah menguat 3,17% melawan dolar AS.
Dari pasar obligasi, harga surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun melemah tipis. Yield atau imbal hasil tenor 10 tahun naik 0,2 basis poin (bps) menjadi 7,098%.
Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China masih menjadi headline yang mempengaruhi pergerakan pasar finansial dalam negeri.
Dengan adanya kesepakatan dagang fase I dan akan berlanjut ke negosiasi fase II, perang dagang antara AS-China sudah mendekati akhir, dan pertumbuhan ekonomi global diharapkan bisa bangkit, sentiment pelaku pasar pun membaik.
Perang dagang kedua negara sudah berlangsung selama 18 bulan dan membuat perekonomian AS-China melambat, serta menyeret turun pertumbuhan ekonomi global.
Kesepakatan dagang fase I memang sudah tercapai beberapa pekan lalu, tetapi sinyal akan diteken dalam waktu dekat yakni di awal Januari semakin menguat pada pekan lalu.
Sampai saat ini, awal Januari masih menjadi waktu yang disebutkan oleh AS, ini artinya dalam satu atau dua pekan ke depan AS-China akan meneken kesepakatan tersebut.
Kemungkinan tersebut kini menguat setelah South China Morning Post Senin kemarin mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, akan bertandang ke Washington di pekan ini untuk menandatangani kesepakatan.
South China Morning Post yang mengutip sumber yang mengetahui perihal tersebut juga memberitakan delegasi dari Tiongkok akan berada di Washington hingga pertengahan pekan depan.
https://ift.tt/2MHyLJD
December 31, 2019 at 02:01PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Semangat 45! Rupiah Bisa Tutup Tahun di Level Terkuat 2019"
Post a Comment