Direktur Keuangan Kimia Farma, IG Ngurah Suharta Wijaya menyatakan, sekitar Rp 2,5 triliun dari belanja modal akan dialokasikan untuk ekspansi anorganik, salah satunya adalah mengakuisisi perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk farmasi PT Phapros Tbk (PEHA).
"Alokasi belanja modal Rp 4 T untuk 2019, Rp 2,5 triliun untuk ekspansi anorganik," kata Suharta, kepada awak media, seusai Rapat Koordinasi BUMN di Jakarta, belum lama ini.
Emiten dengan kode saham KAEF tersebut memang dalam proses mengambilalih saham PEHA yang saat ini pemegang saham mayoritasnya 56,77% adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kimia Farma dan RNI telah menantangani perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement) pada 13 Februari 2019. Tujuan pembelian seluruh saham itu PEHA tersebut untuk melakukan efisiensi biaya baik biaya pemasaran, penelitian dan pengembangan dengan memanfaatkan kanal distribusi yang dimiliki PEHA.
Sayangnya, Suharta enggan mengelaborasi lebih lanjut, berapa nilai akuisisi tersebut. Namun ia meyakini, dengan mengakuisisi PEHA akan meningkatkan pangsa pasar KAEF dari sebelumnya 2,34% menjadi 4%. "Akuisisi ini dapat memberikan kontribusi bisnis. Produk-produknya dapat complementary dengan kami. Ada lebih dari 60% itu produk baru," kata dia.
Tidak hanya itu, di tahun ini perusahaan juga berencana mengakusisi beberapa rumah sakit di Pulau Jawa sebagai bagian dari ekspansi anorganik. KAEF akan membidik perusahaan milik BUMN maupun swasta yang menyelenggarakan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)..
"Ada beberapa baik BUMN atau swasra, utamanya di daerah Jawa, kita memang cari kelas C yang kerja sama dengan dengan BPJS," tukas Suharta.
Saksikan video Bos Phapros buka-bukaan soal akuisisi dan holding farmasi di bawah ini:
(roy/roy)
https://ift.tt/2TbvvvD
March 03, 2019 at 01:12AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akuisisi Phapros, Kimia Farma Siapak Capex Rp 4 T di 2019"
Post a Comment