Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan pasar Amerika, menguat 0,5% ke US$ 60,4 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis Brent belum dibuka. Namun pada penutupan akhir pekan lalu, harga minyak acuan Eropa dan Asia (termasuk Indonesia) juga menguat 0,8% ke US$68,39 per barel.
Kepala Analis Energi Global Oil Price Information Service Tom Kloza mengatakan saat ini ada lebih banyak fasilitas penyulingan minyak di Amerika Serikat (AS) yang mulai beroperasi normal setelah sebelumnya memasuki periode perawatan.
Di tengah kondisi demikian, lanjutnya, kebijakan AS terhadap Iran akan membuat harga minyak menguat karena pasokan kian tertekan.
"Realitasnya, triwulan kedua akan menjadi periode yang cukup solid di mana permintaan atas minyak mentah akan melampaui suplai," ujar Kloza seperti dikutip CNBC.
Dia memperkirakan harga minyak akan memasuki tren penguatan dalam sebulan ke depan.WTI diproyeksi bergerak di kisaran US$ 60 per barel pada kuartal kedua, sedangkan Brent naik melampaui level US$ 70 per barel.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sejauh ini juga masih berkomitmen memangkas produksi pada tahun ini hingga mencapai 1,2 juta barel per hari (bph), guna menaikkan harga minyak mentah dunia. TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/tas)https://ift.tt/2YEoi6j
April 01, 2019 at 05:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suplai Terancam, Harga Minyak Brent Diprediksi Tembus US$ 70"
Post a Comment