Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (1/4/2019), jumlah penumpang angkutan transportasi udara hanya 5,63 juta orang, anjlok dari jumlah penumpang pada Januari mencapai 6,56 juta orang.
"Jumlah penumpang angkutan udara turun jauh," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers.
Data otoritas statistik menunjukkan, penurunan jumlah penumpang angkutan udara tak hanya terjadi secara periode bulan ke bulan, melainkan juga secara tahun ke tahun.
Pada periode sama tahun lalu, jumlah penumpang transportasi angkutan udara mencapai 6,91 juta orang. Sementara pada Februari tahun ini, jumlah penumpang hanya 5,63 juta orang.
Suhariyanto menjelaskan, 'sepinya' penumpang pesawat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya, adalah persoalan kenaikan harga tiket pesawat yang diberlakukan maskapai.
"Ada berbagai alasan. Pertama memang Februari jumlah hari lebih pendek. Kedua memang persoalan harga tiket," jelasnya.
Meski demikian, Suhariyanto menegaskan, bahwa penurunan jumlah penumpang hanya terjadi di penerbangan domestik. Sementara penerbangan internasional, tidak terlalu berdampak.
Pada bulan ini, salah satu biang kerok yang menyebabkan terjadinya inflasi karena kenaikan harga tiket pesawat yang diberlakukan oleh sejumlah maskapai penerbangan domestik.
Berdasarkan data otoritas statistik, kenaikan tarif angkutan udara menyumbang terhadap inflasi 0,03%. Tarif angkutan udara merupakan komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang dipergunakan BPS membentuk angka inflasi.
"Kita tau tarif angkutan udara mengalami kenaikan yang tidak biasa. Tetapi kemarin sudah keluar peraturan menteri perhubungan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (1/4/2019).
"Mudah-mudahan itu akan membuat tarif angkutan udara lebih stabil. Ini yang menjadi salah satu membuat inflasi Ambon jadi tinggi," katanya.
Seperti diketahui, inflasi tertinggi pada Maret 2019 terjadi di Ambon yakni sebesar 0,86%, lantaran kenaikan harga tarif angkutan udara sejumlah maskapai penerbangan domestik.
Selain dari tarif angkutan udara, penyebab terjadinya inflasi Maret dikarenakan kenaikan tarif kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, serta kenaikan harga emas.
Inflasi yang biasanya disebabkan karena sejumlah kenaikan harga komoditas makananan, pada bulan ini justru dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara.
"Bahan makanan terjadi deflasi 0,01%. Tidak berikan andil terhadap inflasi," jelas Suhariyanto.
Suhariyanto mengatakan, ada beberapa komoditas yang harganya turun di antaranya harga beras, daging ayam ras, ikan segar. "ini justru mendorong terjadinya deflasi di mana mencapai -0,03%," katanya.
Sementara itu, komoditas bahan makanan lain seperti telur ayam ras, serta beberapa sayuran seperti tomat dan wortel juga mengalami penurunan dan memberikan andil ke inflasi (dru)
https://ift.tt/2HPJqBf
April 01, 2019 at 07:06PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Tiket Mahal, Penumpang Pesawat Anjlok"
Post a Comment